Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki, Adzan Anugrah Indiarsyah, mengatakan gunung itu meletus pada pukul 10.03 Wita. Adapun kolom abu yang cukup tebal bergerak ke arah barat daya.
Adzan mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan wisatawan tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 kilometer dari pusat erupsi.
"Masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima detikBali, Selasa (25/6/2024).
Pemerintah Daerah, lanjut Adzan, diharapkan senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi di Bandung.
Warga Mulai Terserang Penyakit
Warga yang tinggal di sekitar gunung itu mulai mengeluh sakit. Kebanyakan dari mereka batuk dan pilek.
"Kami semua batuk pilek karena hirup abu vulkanik. Tidak sama dengan kemarin. Ini lebih sadis," kata Ale, Warga Desa Hokeng Jaya, Senin (24/6/2024).
Abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus berjatuhan di Desa Hokeng Jaya, Boru, Klantanlo, Dulipali, Boru Kedang, Pululera dan sekitarnya.
Warga mulai merasakan krisis air bersih untuk minum, masak, hingga mencuci pakan ternak terpapar abu.
Pemerintah setempat telah menyalurkan air bersih untuk menyiram setiap sisi jalan berkabut akibat debu Gunung Lewotobi Laki-laki tersebut. Hal itu diperlukan untuk menjaga agar tidak terjadi kecelakaan lalu lintas imbas dari debu vulkanik gunung berstatus level III Siaga ini.
"Menyiram dan membersihkan jalan," tukas Camat Wulanggitang, Fredy Moat Aeng.
Pemerintah akan membuka pos pengaduan kesehatan di Puskesmas Boru untuk melayani warga yang terdampak abu dari Gunung Lewotobi.
(dpw/gsp)