Sebanyak 1.500 orang tumpah ruah dalam pawai bulan budaya yang diinisiasi oleh kaum bapak Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), hari ini. Pawai ini dalam rangka memperingati turunnya Roh Kudus setelah Paskah.
Pantauan detikBali di lokasi, Kamis (23/5/2024), acara ini dimeriahkan dengan tarian adat, natoni adat dari Suku Amarasi dan diiringi pula oleh sejumlah grup drum band.
Pawai ini merupakan peringatan Roh Kudus turun setelah momen Hari Raya Paskah. Setiap gereja yang terlibat turut menyoroti kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak, perdagangan orang, dan peduli sampah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, semua mobil dihiasi dengan ornamen dan pakaian adat, lalu dipenuhi pisang, jagung, ubi, kelapa, dan pinang sebagai wujud persembahan terhadap gereja.
Sejumlah perwakilan dari Kontak Kerukunan Sosial NTT (K2S) dan Kerukunan Keluarga Jawa, termasuk sejumlah Gereja GMIT dari Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang,juga turut hadir untuk memeriahkan kegiatan itu.
"Kalau dilihat dari antusiasme masyarakat, itu lebih dari 1.500 orang karena itu kami juga turut senang," ujar Ketua Pengurus Kaum Bapak Sinode GMIT, Roddialek Pollo, kepada detikBali, Kamis petang.
Dia mengatakan awalnuya hanya tujuh gereja yang menyatakan kesiapan untuk bergabung dalam acara itu, tetapi setelah informasi mulai beredar, semua gereja turut berpatisipasi.
"Ini karena semangat bersama, jadi kami sebutnya ini merupakan revitalisasi kaum bapak Sinode GMIT sehingga adapula gerakan kaum bapak masuk gereja, termasuk sayang perempuan dan anak," jelasnya.
Dia berharap kegiatan yang baru pertama kali digelar itu bisa berlanjut hingga tahun-tahun mendatang agar membangkitkan semangat kaum bapak dalam pelayanan gerejawi.
"Karena walaupun adanya perbedaan dalam budaya tetapi dalam momen ini dapat menyatukan perbedaan," bebernya.
Kapolresta Kupang Kota Kombes Aldinan Manurung mengatakan polisi telah mengalihkan arus lalu lintas agar tidak melintasi rute yang dilalui para peserta yaitu mulai dari Jalan Frans Seda, Jalan El Tari Kupang ke Gereja GMIT Maranata Oebufu. Kemudian Jalan Frans Lebu Raya menuju ke Jalan Bumi dan finishnya di Lapangan Lanud El Tari Kupang.
"Kami alihkan beberapa jalan yang mengarah ke Bandara El Tari Kupang. Jadi untuk persimpangan jalan ada anggota kami yang sudah bersiaga di sana," ungkap Aldinan.
Aldinan menerangkan Polresta Kupang Kota menerjunkan 70 personel untuk melakukan pengamanan secara ketat agar kegiataan keagamanan itu bisa berjalan aman dan lancar tanpa ada hambatan.
Salah satu peserta pawai, Nimrod Taopan, mengaku sangat senang bisa hadir dalam kegiatan keagamanan itu. Dia bersama 55 orang lainnya dari Jemaat Betel Sonraen Kecamatan Amarasi Selatan, membawa sejumlah pangan lokal untuk persembahan.
"Kami persiapan ke sini sudah sejak tiga minggu lalu karena ini merupakan kegiatan kami (kaum bapak), makanya kami ramai-ramai untuk latihan natoni," tandas Nimrod.
(dpw/hsa)