"Pelatihan ini meliputi pertolongan dan penyelamatan di air (water rescue), pertolongan pertama medis darurat (emergency first responder), dan keamanan kebakaran (fire safety)," kata Ketua DPC Gahawisri Labuan Bajo Budi Widjaja, Selasa (7/5/2024).
Budi menjelaskan aktivitas wisata bahari di perairan Labuan Bajo dan sekitarnya rentan menimbulkan kecelakaan. Termasuk kecelakaan di kapal wisata maupun ketika berada di laut. Ia mengatakan pelatihan itu berlangsung selama tiga hari, 6-8 Mei 2024.
"Pariwisata Labuan Bajo saat ini masih berfokus pada wisata bahari dan tentunya resiko kecelakaan dapat sewaktu-waktu dapat terjadi di perairan Labuan Bajo sehingga perlu diberikan pelatihan water rescue," jelas Budi
Pelatihan water rescue, Budi melanjutkan, telah digelar pada hari pertama pelatihan. Gahaswiri menggandeng Basarnas untuk memberikan pelatihan water rescue tersebut. Pelatihan langsung dilaksanakan di perairan Labuan Bajo di kawasan Marina Waterfront.
Pada hari kedua, para peserta mengikuti pelatihan emergency first responder. Pelatihan ini diberikan agar semakin banyak pelaku wisata yang memiliki kemampuan penanganan medis darurat saat terjadi kecelakaan.
"Dengan semakin banyak sumber daya manusia yang memiliki kemampuan penanganan medis darurat, tentunya dapat mengurangi resiko korban jiwa pada saat kecelakaan," katanya.
Adapun, pelatihan fire safety dilaksanakan pada hari terakhir pelatihan bertujuan sebagai pencegahan untuk mengurangi resiko kebakaran. Mereka juga dibekali pelatihan terkait upaya pertama untuk menghadapi bahaya kebakaran.
"Pelatihan ini akan diadakan secara berkala setiap tahunnya dan untuk kesempatan saat ini jumlah peserta pelatihan sebanyak 60 orang," tandas Budi.
Koordinator Pos SAR Manggarai Barat Edy Suryono mengatakan sejumlah personel Basarnas turut memberikan pelatihan water rescue kepada pelaku wisata bahari di Labuan Bajo. "Pelatihan yang diberikan adalah teknik pertolongan di air, cara pengangkatan korban, dan cara memakai tandu spinal di air," ujar Edy.
(iws/iws)