Pembangunan Bendungan Meninting di Desa Bukit Tinggi, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencapai 81 persen. Pembangunan waduk yang menelan anggaran Rp 1,4 triliun itu ditargetkan rampung Agustus 2024.
"Kami tinggal bangun main dam (bendungan utama), mudah-mudahan tiga bulan ini selesai," kata Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Endra S. Atmawidjaja, di Lombok Barat, Kamis (2/5/2024).
Sebelumnya, Kementerian PUPR menargetkan pembangunan enam bendungan di NTB rampung sebelum Presiden Joko Widodo lengser. Kementerian PUPR membangun enam bendungan di NTB sejak 2015.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dam yang dibangun itu antara lain, Bendungan Bintang Bano dan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat; Bendungan Mila dan Tanju di Dompu; Bendungan Beringin Sila di Kabupaten Bima; dan Bendungan Meninting di Lombok Barat.
Endra menerangkan Bendungan Meninting akan diisi air yang bersumber dari Bukit Meninting, Lombok Barat, pada Agustus mendatang. Air dari dam itu bisa digunakan untuk irigasi seluas 500 hektare.
Endra mengeklaim warga Desa Bukit Tinggi kooperatif saat menyelesaikan pembebasan lahan untuk pembangunan Bendungan Meninting. Warga setempat yang keberatan dengan ganti rugi yang diberikan oleh Kementerian PUPR bisa menempuh jalur hukum.
Tantangan lain, Endra melanjutkan, longsor kerap terjadi di area Bendungan Meninting. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan tanah yang belum padat menjadi longsor.
Komisi Keamanan Bendungan, Endra menambahkan, telah menilai kalaikan pembangunan dam tersebut. Komisi Keamanan juga akan menerbitkan sertifikat sebelum waduk itu yang bisa menampung 12 juta meter kubik air tersebut beroperasi.
"Kami punya Komisi Keamanan untuk menilai apakah (bendungan) layak, aman, atau memenuhi standar atau tidak, sehingga tidak terjadi longsor dan bencana yang dikhawatirkan masyarakat," imbuh Endra.
(gsp/iws)