Perjuangan Ibu Pedalaman NTT Lahirkan Bayi Kembar, Perlu Berjam-jam Tiba di RS

Kupang

Perjuangan Ibu Pedalaman NTT Lahirkan Bayi Kembar, Perlu Berjam-jam Tiba di RS

I Wayan Sui Suadnyana, Yufengki Bria - detikBali
Jumat, 19 Apr 2024 15:10 WIB
Evakuasi ibu pedalaman NTT saat hendak melahirkan. (Dok Aipda Johanis Gereth Lerrik)
Foto: Evakuasi ibu pedalaman NTT saat hendak melahirkan. (Dok Aipda Johanis Gereth Lerrik)
Kupang -

Ria Magdalena Saluk, seorang ibu dari pedalaman Nusa Tenggara Timur (NTT) berjuang begitu keras untuk bisa melahirkan anak kembarnya. Ria perlu waktu berjam-jam untuk sampai di rumah sakit untuk melahirkan.

Perjuangan perempuan itu menuju rumah sakit dibantu oleh Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Desa Honuk dan Desa Saukibe, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang, Aipda Johanis Gereth Lerrik.

"Saya evakuasi dengan mobil karena mau dirujuk ke Rumah Sakit (Umum) Leona, Kota Kupang," ujar Johanis kepada detikBali, Jumat (19/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Johanis mengevakuasi Ria dari Puskesmas Soliu menuju RSU Leona, Kota Kupang, pada Kamis (18/4/2024) sekitar pukul 15.30 Wita.

Kapospol Soliu itu mengungkapkan perempuan asal Desa Soliu, Kecamatan Amfoang Barat Laut, itu sempat mengalami pendarahan hebat saat berada di Puskesmas Soliu. Namun, tak ada ambulans di puskesmas saat puskesmas hendak merujuk Ria.

ADVERTISEMENT

Johanis langsung berinisiatif untuk mengevakuasi dengan mobilnya. Sebab, selain mengalami pendarahan, wanita berusia 25 tahun itu juga kekurangan darah (hemoglobin) hingga level tiga.

"Pasiennya sudah sekarat, makanya saya langsung bawa ke sana. Karena memang di sini tidak ada ambulans," jelasnya.

Johanis mengisahkan terjadi hujan lebat saat hendak mengevakuasi Ria dari Puskesmas Soliu. Johanis kemudian terpaksa menerobos sejumlah sungai yang tak ada jembatan, seperti Sungai Bonpo dan Kapsali.

"Beruntung saya cepat-cepat bawa karena takut banjir, pas sudah berhasil menyeberang sungai Bonpo baru banjir turun," ceritanya.

Selama perjalanan, kondisi Ria semakin lemas dan memprihatinkan. Sebab, Ria tak diberikan oksigen karena stok di Puskesmas Soliu habis.

Ria baru mendapatkan oksigen ketika tiba di Puskesmas Manubelon, Kecamatan Amfoang Barat Laut. Oksigen diberikan oleh dua bidan desa, Desti Benu dan Melin Mole.

Johanis kemudian melanjutkan perjalanan selama enam jam dari Puskesmas Manubelon menuju Rumah Sakit Leona, Kota Kupang. Ria akhirnya tiba di sana sekitar pukul 20.30 Wita

"Kami tiba di Kupang sudah hampir jam 9, tapi bersyukur Ibu Ria akhirnya langsung mendapat perawatan medis dan melahirkan dua anak laki-laki kembarnya dengan keadaan selamat," imbuh Johanis.

Meski sudah larut malam, Johanis melanjutkan, dia bersama dua bidan desa langsung kembali ke Soliu karena harus masuk kantor pada Jumat (19/4/2024).

"Setelah pasien melahirkan, kami langsung pulang karena ibu bidan itu mau masuk kantor," jelasnya.




(dpw/dpw)

Hide Ads