Bagi umat Islam yang tinggal di Kota Kupang, NTT, ini rekomendasi tempat berburu takjil untuk berbuka puasa. Segala macam takjil untuk buka puasa disediakan di lokasi-lokasi ini.
Ada empat lokasi berburu takjil yang wajib Anda kunjungi. Menunya yang lengkap, baik makanan dan minuman, menjadikan tempat ini selalu ramai dikunjungi pembeli.
Berikut lokasi dan jam bukanya:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Depan Kantor Lama Bupati Kupang
Lokasi penjualan takjil ini ada di Jalan Ir Soekarno, Kelurahan Fontein, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang, tepatnya di depan Kantor Lama Bupati Kupang. Di sini para penjual mulai berjualan pada pukul 04.30 Wita hingga pukul 19.20 Wita.
2. Depan Gedung Mandiri
Lokasinya di Jalan Urip Sumoharjo, Kelurahan Solor dan Kelurahan Bonipoi, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang, tepatnya di depan gedung Bank Mandiri Kupang dan samping Gereja Katedral Kristus Raja Kupang.
Tempat ini paling ramai didatangi pembeli, baik muslim maupun nonmuslim karena menunya sangat lengkap. Jadwal bukanya pada pukul 14.00 Wita hingga pukul 20.30 Wita.
3. Sekitar Pasar Oesapa
Lokasi tepatnya di Jalan Timor Raya KM 9 di depan Masjid Al Hidayah Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang. Tempat ini juga paling banyak dikunjungi pembeli lantaran berlokasi sangat dekat dengan Pasar Oesapa. Menu takjilnya sangat lengkap dan mulai dibuka pada pukul 14.30 Wita hingga pukul 19.30 Wita.
4. Kampus Muhammadiyah
Halaman depan Kampus Muhammadiyah, Jalan KH Ahmad Dahlan, Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang juga menjadi salah satu pusat takjil.
Salah satu penjual takjil di Kelurahan Bonipoi, Bibi Rahman, mengaku sudah 20 tahun menjual beraneka takjil, mulai dari minuman, jus, hingga makanan. Dalam sehari wanita berusia 56 tahun itu bisa meraup cuan sebesar Rp 900 ribu hingga Rp 1,3 juta.
"Lumayan laris, dalam sehari itu rata-rata Rp 900 ribu," tuturnya ketika ditemui detikBali di lapak jualannya, Jumat (29/3/2024) sore.
![]() |
Dia mengatakan momen Ramadan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena banyak pembeli berburu takjil. Bahkan, dia mengaku, sebagian besar para penjual takjil pulang dengan senang lantaran takjilnya habis terjual.
"Rata-rata kami pulang itu semua pada senang karena ramai sekali. Tapi capeknya minta ampun, hampir tidak ada waktu untuk duduk apalagi pas sudah dekat jam buka puasa," cerita Rahman.
Salah satu pembeli takjil Sinta Debora Lakat mengaku sebagai orang Kristen, ia sudah sering berbelanja takjil untuk kebutuhannya. Namun, Sinta, hanya menyasar bubur kacang ijo, sebagai menu favoritnya sejak berusia 12 tahun.
"Kan tidak selamanya yang datang beli takjil harus umat muslim, tapi termasuk semua umat. Makanya setiap pagi dan sore, saya rajin jogging, jadi pas sampai sini harus beli burjo," katanya.
(dpw/gsp)