Puluhan warga Desa Segala Anyar menggeruduk Polda Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka menuntut pelaku penusukan terhadap Jumarim dan Amaq Alus saat bentrokan dengan warga Desa Ketara, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, segera ditangkap.
Perwakilan warga Desa Segala Anyar, Muhammad Syamsul Qomar, mengatakan Alus meninggal dunia seusai dirawat selama sekitar 10 hari di Rumah Sakit Provinsi Umum Daerah Provinsi, NTB. Alus meninggal akibat luka tusuk di bagian perut.
Alus ditusuk sekelompok warga Desa Ketara saat membersihkan rumput di sawahnya saat bentrokan terjadi. "Jadi korban meninggal dunia Selasa (19/12/2023) di RSUD NTB setelah mendapat dua kali operasi bedah karena luka tusuk di perut," kata Syamsul saat ditemui di depan Polda NTB, Rabu (17/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semantara anak Alus, Nur Sahabudin, geram karena pelaku penusukan ayahnya tidak kunjung ditangkap oleh polisi. Sahabudin menyebut keluarga dan warga Desa Segala Anyar memberi tenggat waktu satu minggu kepada kepolisian untuk segera memproses dan menangkap pelaku penusukan.
"Setelah satu minggu jika tidak ada (penanganan), jangan salahkan jika terjadi lagi aksi-aksi seperti ini yang lebih banyak lagi masanya," tegas Sahabudin.
Dikonfirmasi terpisah, Kasatreskrim Polres Lombok Tengah AKP Hizkia Siagian mengatakan kasus penusukan itu sudah masuk ke tahap penyidikan di Polres Lombok Tengah. Saat ini kepolisian sudah memeriksa 5 saksi, termasuk Alus sebelum meninggal. Dalam pemeriksaan itu Alus tidak mengenali wajah pelaku.
"Kami minta keluarga bersabar, kasus ini kami tetap ditangani. Kami akan memaksimalkan bersama-sama untuk mengungkap siapa pelaku penganiaya korban," tukas Hizkia.
Sebelumnya, dua kampung di Desa Segala Anyar, Kecamatan Pujut, bentrok pada Jumat sore (8/12/2023). Akibatnya, Jumarim dan Alus luka-luka setelah kena bacok senjata tajam.
Bentrokan itu terjadi diduga lantaran ada warga Desa Ketara dipukul di Desa Segala Anyar, Jumat dini hari. Warga berinisial LAW itu diduga mencuri lampu reklame, Jumat dini hari.
(nor/gsp)