Hasil survei sejumlah lembaga survei menyebutkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tak lolos parliamentary threshold (PT) 4 persen pada Pemilu 2024. Dengan hasil itu, PPP diprediksi tak akan mudah melenggang ke Senayan.
Sebut saja survei terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis pekan lalu mengungkap elektabilitas PPP di angka 2,3 persen. Kemudian survei Polstat dan Indikator menempatkan PPP meraih elektabilitas 3,1 persen dan 2,6 persen yang juga dirilis dalam waktu hampir bersamaan dengan LSI.
Ketua DPW PPP NTB Muzihir merespons anggapan PPP tak lolos PT tersebut. Menurutnya, survei yang dilakukan selama ini salah kaprah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ini salah kaprah ya. Yang mereka survei ini kan partai. Kalau partai mungkin iya, tetapi kalau mereka mau dapatkan hasil yang real itu harus disurvei yang basisnya caleg, komposisi caleg di masing-masing dapil," kata Muzihir saat ditemui di Kantor DPW PPP NTB, Senin (11/12/2023).
Menurutnya, jika landasan survei tersebut adalah komposisi caleg, maka pihaknya yakin tak ada alasan PPP tak lolos parlemen. Sebab, ia mengungkap, para caleg DPR RI dari PPP saat ini kondisinya mayoritas diisi para petarung yang punya basis massa besar.
"Kami tahu kualitas caleg kami, di Indonesia hari ini kami menargetkan minimal 40 kursi. Dan kami sudah lakukan kajian dari 85 dapil. Kami sudah buat analisanya mananya hijau, kuning, dan merah. Sudah ada hitung-hitungannya," bebernya.
Ia menerangkan, PPP adalah partai yang sudah teruji. Bukan partai abal-abal dan sudah memiliki sejarah panjang dalam setiap episode pemilu di Indonesia.
Ia menggarisbawahi, kondisi internal PPP menatap Pemilu 2024 jauh lebih siap ketimbang Pemilu 2019. Apalagi dengan hadirnya sejumlah tokoh politik semisal Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno di partai itu.
"Masyarakat itu tahunya partai ka'bah. Kami sudah hidup sejak zaman susah. Kondisi kami saat ini sangat prima. Nggak ada alasan tidak lolos PT," jelasnya.
(dpw/nor)