Sebanyak 20 orang warga Dusun Jambik, Desa Tanak Awu, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), suspek demam berdarah dengue (DBD).
Mujahidin (38), warga Dusun Jambik, mengatakan kasus DBD di dusunnya sudah menyasar ke anak-anak. Menurutnya, kasus DBD tersebut belum ditangani oleh pemerintah setempat, meski semua pasien telah diperiksa ke rumah sakit dan puskesmas terdekat.
"Sampai saat ini belum ada tindakan penanggulangan dari pemerintah setempat. Baik fogging atau pemberian abate yang rutin," kata Mujahidin kepada detikBali, Senin siang (27/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mujahidin mengatakan hingga saat ini ada lima warga masih positif DBD. Mereka dirawat di RS Mandalika, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Dari lima pasien, satu di antaranya merupakan anak-anak.
"Ya, betul satu orang anak-anak dan empat orang dewasa. Ini sudah terkonfirmasi DBD," ujarnya.
Kepala UPT Puskesmas Sengkol Yuyut Yat Mei Hong membenarkan banyak warga terpapar DBD. Menurut Yuyut, beberapa warga yang positif DBD sudah mendapatkan penanganan di Puskesmas Sengkol.
"Dari minggu kemarin banyak pasien dari Dusun Jambik yang datang dengan keluhan demam. Hasil cek ada yang terkonfirmasi DBD. Ada yang dirawat di puskesmas dan ada yang dirujuk," kata Yuyut.
Dia belum bisa memberikan data pasti jumlah pasien asal Dusun Jambik yang dirawat dan positif DBD di puskesmas.
"Untuk data pasti berapa jumlahnya saya harus kroscek dulu dengan tenaga saya ya. Karena saya sedang cuti," ujarnya.
Sementara itu, surveilans UPT Puskesmas Sengkol Lalu Mashuri mengatakan bahwa data pasien suspek DBD yang sempat dilayani di puskesmas sebanyak 10 orang. Sembilan di antaranya dari Dusun Jambik.
"Benar pasien yang beralamat Jambik ada sembilan yang kami periksa laboratorium dan satu dari Teruwai," kata Mashuri.
Sejak November, Puskesmas Sengkol melayani 10 orang yang suspek DBD. Dari 10 orang yang dilayani, empat di antaranya positif DBD sesuai hasil laboratorium.
"Benar ada tiga dari Jambik positif DBD dan satu Teruwai," katanya.
Untuk menekan kasus DBD, puskesmas telah melakukan kunjungan ke dusun lokasi penderita dengan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk, terutama dengan 3 M.
"Kami sudah membagikan bubuk abate (larvasida) ke masyarakat setempat untuk membunuh jentik nyamuk. Minggu ini rencana kami mau fogging. Menunggu jadwal dari dinas kesehatan kabupaten," pungkas Mashuri.
(hsa/iws)