Kamaruddin jadi korban ketiga serangan komodo, setidaknya dalam dua bulan terakhir. Tapi mereka bukan korban pertama dari kampung itu.
Jauh hari sebelum mereka diserang, ada seorang bocah bernama Febrianto yang diterkam komodo pada Januari 2021. Saat itu, usianya masih 3 tahun.
Nyawanya tertolong, tapi Febri kehilangan tangan kirinya yang putus di bagian pergelangan.
"Tangan kirinya putus di pergelangannya. Dia belum TK waktu itu," ungkap Sekretaris Desa Komodo, Ismail, Minggu (19/11/2023).
Febi saat ini sudah bersekolah. Ia duduk di kelas 1 SD di Kampung Komodo. Ismail mengungkapkan Febi diterkam komodo di kolong rumahnya. Saat itu ia terjatuh saat bermain mancing-mancingan di teras rumah panggungnya.
Tali yang dipakai untuk bermain pancing itu ditarik komodo yang berada di kolong rumahnya. Febi tersangkut di tali yang ditarik komodo itu hingga terjatuh di kolong rumah. Saat terjatuh itulah, komodo langsung menerkam salah satu tangannya hingga putus.
"Digigit komodo tepatnya di kolong rumah. Pas dia main-main di terali di teras rumah, dia main mancing-mancing, ulurkan tali gitu. Tahu-tahu sekitar jam 11.00 Wita gitu ada komodo di bawah kolong, dia tarik itu tali, tersangkut itu anak, anak itu jatuh, langsung ditangkap (terkam) di tangannya sampai terputus," jelas Ismail.
Febi langsung dievakuasi ke Rumah Sakit di Labuan Bajo pada hari kejadian itu. Nyawanya terselamatkan setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit.
"Kebetulan yang mengantar anak itu ke Labuan Bajo dari kampung komodo adalah saya, saya yang mengawal waktu itu," ujar Ismail.
Ia mengatakan komodo kerap masuk ke pemukiman warga kampung komodo. Kondisi itu terus berlangsung hingga saat ini sebab tak ada pagar pembatas kampung Komodo dengan habitat kadal raksasa tersebut.
"Iya (komodo masuk pemukiman), terkadang di lapangan bola itu selalu, bahkan sering," tandas Ismail.
(dpw/dpw)