Gedung SMPS Berdikari di Desa Bobokerong, Kecamatan Nagawutung, Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih roboh seusai diterjang angin kencang dan hujan besar Senin malam (13/11/2023). Akibatnya, aktivitas belajar mengajar terpaksa digelar di bawah pohon.
"Hari pertama pasca musibah, KBM (kegiatan belajar mengajar) dilakukan di bawah pohon dan hari kedua di bawah tenda," ujar Kepala Sekolah SMPS Berdikari Hasan Sabon kepada detikBali, Kamis malam (16/11/2023).
Hasan mengatakan hujan angin tersebut menyebabkan gedung sekolah yang terdiri dari empat ruangan itu ambruk dan hancur. Empat ruang tersebut di antaranya ruang guru, perpustakaan sekolah, ruangan belajar, dan gudang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Total kerugian sekitar Rp 200 juta," ungkap Hasan.
Rencananya, Hasan melanjutkan, pihak sekolah akan meminjam satu ruangan milik kelompok kuliner untuk digunakan sebagai ruangan KBM.
Hasan menyebut sejauh ini sudah ada bantuan dari pemerintah daerah. Bantuan berupa penyaluran air bersih dan beras dua karung.
"Dijanjikan tenda darurat untuk mengatasi ujian ke depannya," tandasnya.
Sebelumnya, hujan deras disertai angin kencang yang melanda Desa Bobokerong menyebabkan sejumlah bangunan rusak. Bangunan rusak di antaranya bangunan belajar darurat SD Berdikari, bangunan pasar, dan perpustakaan desa juga rusak.
"Hujan deras disertai angin kencang dan puting beliung," kata Sekertaris BPBD Lembata Hans Wadu kepada detikBali, Selasa (14/11/2023).
(nor/iws)