Frans membeberkan ARD adalah mahasiswa program studi Ilmu Pemerintahan angkatan 2017.
"Sejak 2017 ARD sudah menjadi bagian dari program studi Ilmu Pemerintahan," ujar Frans saat diwawancarai detikBali di di kampus Unika, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (3/11/2023).
Frans mengatakan selama menempuh pendidikan di Unika, ARD tidak menunjukkan sedang ada masalah. Dia adalah salah satu mahasiswa yang baik, cerdas, rajin, dan disiplin. Hal itu dibuktikan dengan menyelesaikan materi kuliah sejak semester enam.
"Jadi materi kuliahnya sudah selesai tepat enam semester. Tidak bermasalah untuk studinya, registrasinya juga lancar," kata Frans.
Frans mengaku terkejut terhadap keputusan ARD untuk mengakhiri hidupnya secara tragis. ARD juga disebut punya kemampuan menulis proposal hingga skripsi saat sejumlah rekannya meminta bantuannya. Dia menegaskan ARD tidak punya masalah di dalam kampus.
"Bagi kami, tidak ada masalah dalam kampus, karena orangnya sangat tertutup sehingga kami sulit untuk menemukan akar masalahnya," ungkapnya.
Frans menyebut pada 2020, ARD sempat menjalani operasi usus buntu kemudian istirahat hingga pulih di kampung halamannya. Sehingga selama satu tahun, dia tidak berada di kampus.
"Selama setahun, dia di kampungnya untuk pemulihan operasi usus buntuh," jelasnya.
Frans mengisahkan keduanya terakhir kali bertemu sejak 2021, saat Frans masih menjabat sebagai Sekretaris Prodi. Saat itu, Frans memanggil ARD karena sudah setahun tidak masuk kampus.
"Jadi saat itu saya panggil dia untuk bertemu saya, saat bertemu, dia minta maaf karena baru selesai operasi. Jadi saya bilang ke dia untuk ketemu Kaprodi agar selesaikan tugas akhirnya," kisahnya.
Dalam pertemuan itu, Frans melanjutkan, ARD mengusulkan untuk melakukan penelitian di Kota Kupang. Sehingga disarankan untuk bertemu dengan Kaprodinya agar bisa mendapat rekomendasi dosen pembimbing.
"Setelah itu, dia tidak bertemu saya lagi hingga saya dapat kabar kalau dia sudah meninggal dunia," tuturnya.
Frans mengimbau kepada mahasiswa agar terbuka ketika ada persoalan. Sehingga tidak mudah mengambil keputusan untuk mencoba bunuh diri bahkan hingga meninggal dunia karena persoalan sepeleh.
"Karena persoalannya, mahasiswa ketika bermasalah mereka diam-diam. Padahal di lembaga pendidikan tinggi itu ada dosen yang bisa diajak untuk menceritakan persoalannya apa," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Progam Studi Ilmu Pemerintahan Unika Kupang Veronika Ina Assan Boro mengaku semasa hidupnya ARD cenderung suka membantu sesama temannya dan juga para dosen, ketika ada kegiatan di Prodinya. Dalam kesehariannya lebih menunjukan sikap pendiam, tapi mudah senyum.
"Ketika ada kegiatan kemahasiswaan di Prodi, dia sering membantu kami di bagian administrasi dan mengurus konsumsi. Karena dia sangat hobi memasak," jelasnya.
Dia menceritakan ARD juga sering aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan. Selain itu, dia sangat cerdas yang dibuktikan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,67. Bila sempat wisuda maka mendapat predikat kelulusan dengan pujian.
"Saya mengakui, dia anaknya cerdas. Kalau dia sempat wisuda saja pasti lulus dengan pujian," ceritanya.
Dia menyebut ARD sudah mengajukan proposal penelitian sejak Februari 2023 dengan judul politik tata ruang dalam pembangunan hotel sepanjang pesisir Pantai Kota Kupang.
"Jadi dia mengulas bagaimana politik tata ruang terutama pembangunan hotel di pesisir pantai yang menjadi ruang terbuka hijau tetapi karena kepentingan politik, bisa saja ada kolusi antara pengusaha dan pemerintah," tandasnya.
DISCLAIMER: Informasi di atas tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental terdekat.
(hsa/dpw)