Foto bakal calon anggota legislatif (bacaleg) DPD asal Nusa Tenggara Barat (NTB) Evi Apita Maya kembali dipersoalkan. Musababnya, foto Evi dalam Daftar Calon Sementara (DCS) untuk Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 dianggap 'kelewat cantik'. Foto tersebut dinilai berbeda dengan wajah asli Evi.
"Perempuan kan cantik. Saya juga nggak mengerti kenapa diributkan lagi. Jadi, cantik dan tidak sebetulnya subjektif," kata Evi, Senin (23/10/2023).
Kali ini, foto Evi dipersoalkan oleh Ketua Aliansi Pemuda Pemerhati Penegakan Hukum (AP3H) NTB Apriadi Abdi Negara. Ia meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTB menegur Evi dan melakukan evaluasi penggunaan foto tersebut. Menurutnya, wajah asli Evi berbeda dengan yang tercantum di DCS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami meminta Bawaslu dan KPU NTB melakukan evaluasi atau pengawasan penggunaan foto oleh calon DPD RI (Evi Apita Maya)," kata Abdi, Senin.
"Dalam waktu dekat saya selaku masyarakat akan mengajukan laporan dan keberatan," sambungnya.
Foto Evi juga sempat dipersoalkan pada Pileg 2019. Alasannya sama, foto caleg DPD itu dianggap 'kelewat cantik'. Ketika itu, Farouk Muhammad bahkan menggugat foto Evi ke Mahkamah Konstitusi (MK). Farouk adalah mantan Kapolda NTB yang juga pesaing Evi dalam pemilihan calon anggota DPD Dapil NTB 2019.
Meski begitu, Evi meraih suara terbanyak pada Pileg 2019. Ia bahkan mengalahkan inkumben lain dengan meraup suara terbanyak, yakni 283.932 suara.
Respons Evi Apita
Evi Apita pun merespons soal fotonya yang disebut diedit berlebihan. Ia awalnya mempertanyakan motif di balik penilaian orang yang meragukan keaslian fotonya itu.
"Pada Pileg 2019 dihebohkan, saya dengan foto cantik. Mahkamah Konstitusi sudah menetapkan dan sudah punya keputusan. Kalau saya dibilang foto saya lebih cantik dari aslinya, silakan dilihat," ungkap Evi saat ditemui di Mataram, Senin (23/10/2023).
Evi enggan berkomentar terlalu jauh ihwal fotonya tersebut. Ia meminta KPU dan Bawaslu NTB untuk angkat bicara. "Saya tak mau berkomentar. Juga mungkin teman-teman yang lain sebagai calon seperti apa aslinya, seperti apa fotonya," bebernya.
Berdasarkan DCS Pemilu 2024 yang dirilis KPU, Evi sebenarnya menggunakan foto yang berbeda dengan Pileg 2019. Meskipun mengenakan baju hijau tua yang sama, tetapi kali ini ia memadukannya dengan kerudung kuning. Pada Pileg lima tahun lalu, Evi mengenakan kerudung keemasan.
Evi mengeklaim telah memenuhi seluruh hal yang dipersyaratkan dalam mengunggah foto untuk pencalegan. Menurutnya, foto yang ia gunakan merupakan foto terbaru sesuai regulasi dari KPU.
"Jadi, bisa dilihat apa syarat-syarat mengenai foto. Foto itu sudah saya penuhi persyaratan semua itu tidak boleh lebih dari enam bulan. Saya sebelum pendaftaran, belum 6 bulan foto saya. Bahwa foto itu belum pernah digunakan untuk pencalonan sebelumnya, itu foto baru," jelasnya.
Perbedaan Wajah Asli Evi dengan Foto 'Kelewat Cantik'
detikBali berkesempatan bertemu Evi pada Senin (23/10/2023). Terdapat sejumlah perbedaan wajah asli Evi dengan foto yang akan dipakainya di kertas suara pemilihan anggota DPD.
Adapun, kulit wajah Evi pada foto di DCS Pileg 2024 tampak lebih cerah ketimbang aslinya. Berikutnya, pipi Evi pada foto pencalegannya tampak lebih tirus daripada wajah asli.
Selain itu, dagu Evi pada foto untuk kertas suara Pileg 2024 tampak lebih lancip. Evi mengaku foto yang ia gunakan untuk pencalegannya merupakan potret wajah aslinya.
"Nggak ada editan berlebihan," kata Evi.
Evi menyebut dirinya telah memenuhi seluruh hal yang dipersyaratkan saat mengunggah foto untuk pencalegan. Menurutnya, foto yang ia gunakan merupakan foto terbaru sesuai regulasi dari KPU.
"Belum enam bulan foto saya. Bahwa foto itu belum pernah digunakan untuk pencalonan sebelumnya, itu foto baru," tandasnya.
(iws/iws)