Warga Pulau Komodo Abdul Salam menyoroti perilaku pramuwisata (guide) yang tidak menemani turis saat mandi atau snorkeling di perairan Taman Nasional Komodo. Padahal, turis rentan tenggelam saat melakukan aktivitas wisata bahari tersebut.
Salam tak mengetahui alasan guide itu tak menemani wisatawan snorkeling karena tidak bisa berenang. Menurut dia, penting sekali turis ditemani untuk mencegah terjadinya kecelakaan di laut saat mandi atau snorkeling.
"Yang kami lihat guide jarang sekali yang temani tamu mandi ataupun snorkling. Mohon maaf apa tidak tahu berenang atau gimana, kami nggak pernah juga tanya ke mereka," ungkap Salam, Sabtu (21/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salam adalah ketua kelompok pedagang di Long Pink Beach di kawasan Taman Nasional Komodo. Setiap hari ia berjualan di sana dan menyaksikan aktivitas wisatawan hingga guide yang berkunjung ke pantai yang terkenal dengan warna pink tersebut.
Ia mengungkapkan guide biasanya hanya menemani wisatawan yang berada di pinggir pantai. Guide sebut Salam, dibiarkan mandi atau berenang sendiri.
"(Guide) di pantai, temani tamu lain (yang tidak snorkeling), kan tidak semua tamu tiap gruop itu mandi semua. Yang suka snorkeling rata-rata tamu luar, lokal jarang, paling kalau mandi di pinggir pantai aja," kata Salam.
Menurut dia, guide yang membawa turis melakukan aktivitas wisata bahari harus bisa berenang. Dengan begitu, guide bisa menemani tamunya snorkeling hingga memberikan pertolongan jika terjadi kecelakaan di laut.
"Harusnya gitu (guide bisa berenang), kan tamu ada suka di air, snorkeling," ujar Salam.
Ia juga mengusulkan adanya ranger yang bertugas di pantai di kawasan Taman Nasional Komodo. Yang ada saat ini hanya ranger yang ada di destinasi wisata di daratan Taman Nasional Komodo.
Ranger pantai ini seperti halnya lifeguard, bertugas menemani wisatawan melakukan snorkeling hingga memberikan pertolongan kepada wisatawan yang mengalami kecelakaan di laut. "Kalau boleh usulan saya di setiap pantai harus ada tenaga ranger yang khusus mengawal tamu yang mandi ataupun snorkeling," tandas Salam.
HPI Dukung Guide Wajib Bisa Berenang
Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Manggarai Barat mendukung guide di Labuan Bajo diwajibkan bisa berenang dan memiliki keahlian water rescue (pertolongan di air). "Itu sangat bagus dan saya setuju ada pelatihan (water rescue) tersebut," kata Sebastian di Labuan Bajo, Sabtu.
Dengan memiliki kemampuan berenang dan keahlian water rescue tersebut, kata Sebastian, guide bisa menolong wisatawan yang mengalami kecelakaan saat snorkeling atau diving di perairan Taman Nasional Komodo dan sekitarnya.
Sebastian mengaku guide yang tergabung dalam organisasi yang dipimpinnya rata-rata memiliki kemampuan berenang. Ia mendorong Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai dan stakeholder terkait untuk memfasilitasi pelatihan water rescue terhadap guide yang belum memiliki keahlian Water Rescue.
"Untuk guide yang sudah bergabung di HPI rata-rata punya kemampuan berenang, snorkeling. Mungkin yang belum bergabung perlu Pemda dan stakeholders lain untuk memikirkan ini," ujar Sebastian.
Sebelumnya, Ketua DPC Gabungan Pengusaha Wisata Bahari dan Tirta Indonesia (Gahawisri) Labuan Bajo Budi Widjaja mendorong pembenahan wisata bahari di Labuan Bajo. Salah satunya mendorong agar guide yang meng-handle aktivitas wisata bahari di Labuan Bajo harus bisa berenang.
Tujuannya agar bisa menolong wisatawan ketika terjadi kecelakaan saat snorkeling. "Pramuwisata wajib bisa renang," tegas Budi.
Ia mengaku selama ini menggandeng guide dari Persatuan Penyelam Profesional Komodo (P3Kom) untuk handel turis yang melakukan aktivitas wisata bahari. "Saya selalu memakai minimal rescue dive sertifikatnya," katanya.
Budi juga mendorong adanya pelatihan Water Rescue terhadap guide di Labuan Bajo. Water rescue ini bisa menggandeng Basarnas untuk memberikan pelatihan tersebut.
Pelatihan Water rescue itu, jelas dia, agar guide memiliki keahlian berenang dan mampu memberi pertolongan kepada wisatawan saat terjadi kecelakaan di laut. "Water rescue ini agar guide bisa renang 100 meter bolak balik, mampu evakuasi di atas air, dan evakuasi pakai tali ketika ada arus," jelasnya.
(nor/nor)











































