Arifuddin, seorang wartawan media online di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), dianiaya oleh seseorang yang diduga terlibat dalam kasus illegal logging atau pembalakan liar berinisial AKP alias UK.
Sebelumnya, Arifuddin menulis berita soal kasus pembalakan liar hutan yang terjadi di Dompu. Setelah berita terbit, Arifuddin mengaku mulai mendapat intimidasi berujung kekerasan. Dia dicekik dari belakang dan kepalanya dibogem berkali-kali.
"Kejadiannya pada Senin (26/9/2023) pekan lalu. Dia menghampiri saya dan memukul saya, tempat di Taman Kota Dompu," kata Arifuddin kepada detikBali Rabu (4/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arifuddin menjelaskan sebelum dianiaya sempat mendapatkan intimidasi berupa permintaan agar tidak lagi menulis berita tentang illegal logging. Padahal, saat itu berita soal illegal logging sudah enam kali terbit di media tempat Arifuddin bernaung.
"Dia menghubungi saya terkait berita ilegal logging, dia meminta jangan dimuat, berhenti ditulis atau dirilis, kira-kira begitu. Saya hanya mengiyakan tapi tidak mengamini permintaan dia. Saya tidak berhenti di situ, saya terus mengungkap kejahatan apa yang saya temukan di lapangan, terutama berkaitan dengan ilegal logging," urainya.
Akhirnya, kemarahan AKP tak terbendung ketika Arifuddin menulis berita tentang dugaan keterlibatan salah satu pejabat di kantor Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Dompu dalam kasus illegal logging.
"Sampai pada berita terakhir yang berisikan tentang dugaan keterlibatan pejabat di BKPH dalam kasus ini. Setelah berita itu naik dan tayang, dia menghubungi saya lewat chat WhatsApp, dia meminta saya untuk berhenti. Bahkan mengatakan jangan salahkan saya nanti, dia mengancam," tutur Arifuddin.
"Di situ saya hubungi dia kembali dan menjelaskan ini profesi saya, terlalu jauh Anda mengintervensi profesi saya. Dua hari setelah itu, setelah dia ancam saya, dia datang menghampiri saya dan memukul saya," sambungnya.
Arifuddin menduga AKP juga terlibat dalam kasus illegal logging karena terbukti melakukan intimidasi hingga pemukulan tanpa alasan jelas. Padahal, Arifuddin sama sekali tidak menyebut keterlibatan dan peran AKP.
"Dia melakukan intervensi dan pemukulan terhadap saya itu adalah bukti bahwa dia juga terlibat dalam kasus ini. Kalau bukan seperti itu, lalu apa dasar ini meminta saya untuk berhenti menulis berita tentang ini. Apa hubungannya dengan dia, jangan-jangan dia terlibat juga," cetusnya.
Arifuddin mengaku akan melaporkan kejadian yang dialaminya itu kepada Polres Dompu untuk ditindaklanjuti.
"Sampai hari ini saya masih meminta dukungan kepada teman-teman untuk saya laporkan kejadian ini ke polisi," ujarnya.
detikBali berupaya meminta keterangan BKPH Dompu terkait dugaan keterlibatan salah seorang pejabat di sana dalam kasus illegal logging. Namun, hingga berita ini diterbitkan belum ada jawaban. Begitu juga dengan pria berinisial AKP yang melakukan penganiayaan. Dihubungi melalui telepon selulernya, tak kunjung dijawab.
(hsa/nor)