Bencana kekeringan di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), kian meluas. Dari sebelumnya terdapat lima kecamatan terdampak, kini meluas ke enam kecamatan yakni Kecamatan Sekotong, Lembar, Gerung, Kuripan, Batulayar, Gunungsari, ditambah Kecamatan Lingsar dengan puluhan desa yang terdampak.
Salah seorang warga Gunungsari, Lombok Barat, Mahendra mengaku sudah sejak empat bulan terakhir kekeringan di tempatnya mulai terasa kian parah. Sumur-sumur warga yang sebelumnya jadi sumber mata air terus mengering.
"Kalau sumur sudah kering, ndak bisa dipakai lagi. Cucian menumpuk," katanya saat ditemui pada Selasa (3/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, warga sangat membutuhkan pasokan air bersih. Terutama untuk kebutuhan memasak dan keperluan ibadah. Ia berharap Pemerintah Kabupaten Lombok Barat tidak menutup mata. Sebab, bencana kekeringan diakuinya nyaris terjadi setiap tahun.
Sejumlah warga malah banyak yang mengungsi ke rumah keluarga ke Kota Mataram untuk dapat akses air bersih setiap hari. Sebab, di daerah tersebut pasokan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) masih lancar.
"Kita belum tahu sampai kapan akan terus begini kondisinya. Pemda seharusnya jangan berpangku tangan, harus ada upaya serius melihat kondisi kering kerontang ini," ujarnya.
"Seperti yang saya bilang tadi, banyak yang pindah ke Mataram sementara ini," sambungnya.
Terpisah, Ketua Yayasan HBK Peduli Rannya Agustyra Kristiono mengaku pihaknya setiap hari mengirimkan tak kurang 35 ribu-50 ribu liter bersih di setiap kabupaten yang terdampak kekeringan di Pulau Lombok.
"Kami punya sekitar tiga mobil tangki pengangkut air kapsitas 5 ribu sampai 7 ribu liter. Itu kami kerahkan setiap hari, satu mobil bisa jalan 8 kali setiap hari untuk drop air," kata Rannya saat menyalurkan air bersih di Gunungsari pada Selasa (3/9/2023).
Rannya menyoroti belum terbangunnya langkah konkret mengantisipasi kekeringan, khususnya di Lombok Barat. Pihaknya mengaku prihatin dengan kondisi tersebut.
Apalagi, kata Rannya, pemerintah telah mengeluarkan imbauan ihwal ancaman krisis pangan karena El Nino yang berakibat kemarau panjang. Kondisi itu, yang menurutnya perlu mendapatkan perhatian seluruh pihak.
Ia mengeklaim, setiap harinya, HBK Peduli konsisten mengirim air bersih di empat kabupaten di Pulau Lombok yakni Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Utara, dan Lombok Timur.
"Semua pihak perlu duduk bersama baik pemerintah, masyarakat dan semua pemangku kepentingan. Jika terus-terusan kondisinya begini, banyak hal lain yang kondisi akan lebih buruk," paparnya.
Kepala Pelaksana BPBD Lombok Barat Syahrudin menyebutkan sebagian daerah di lima kecamatan yang diketahui langganan kekeringan.
"Tapi belakangan bertambah lagi satu kecamatan," terangnya.
Ia menyebutkan terdapat 29.944 ribu jiwa lebih masyarakat Lombok Barat dilanda kekeringan tiap tahun. Puluhan ribu jiwa ini menjadi langganan terdampak kekeringan ketika musim kemarau, lebih-lebih musim kemarau seperti saat ini.
Untuk penanganan jangka pendek, Pemkab Lombok Barat sudah memetakan pembagian operasional masing-masing OPD-OPD, instansi terkait yang memiliki sarana prasarana tangki air.
(dpw/gsp)