Sapi di Labuan Bajo Terdampak Krisis Air

Manggarai Barat

Sapi di Labuan Bajo Terdampak Krisis Air

Ambrosius Ardin - detikBali
Kamis, 14 Sep 2023 21:11 WIB
Sapi milik warga di kawasan Kecamatan Komodo dan Labuan Bajo terdampak kekeringan.
Sapi milik warga di kawasan Kecamatan Komodo dan Labuan Bajo terdampak kekeringan. (Foto: Ambrosius Ardin/detikBali)
Labuan Bajo -

Tak hanya warga yang mengalami krisis air minum di Nanganae, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ternak warga seperti sapi juga mengalami hal serupa.

Kementerian Pertanian (Kementan) akhirnya membantu pengadaan air minum untuk ternak sapi di daerah yang berjarak sekitar lima kilometer dari Labuan Bajo tersebut, dengan membangun irigasi Perpompaan Peternakan.

Irigasi itu diresmikan oleh Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian Jan S Maringka, Kamis petang (14/9/2023). Bantuan itu diberikan kepada Kelompok Tani Sahabat Nanga di Nanganae.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya (sapi kesulitan air minum)," kata Jan seusai peresmian.

Khusus di Nanganae, Kementan membuat sumur. Air akan disedot melalui pompa dan dialirkan ke bak penampung sejauh sekitar 300 meter untuk air minum sapi.

ADVERTISEMENT

"Ini tentu semua saat ini kita antisipasi, kita melihat ancaman kekeringan. Tentunya di samping alam kita juga harus mendukung, substitusi yang semacam ini adalah satu bentuk upaya percepatan kita agar pengairan di wilayah ini bisa dimanfaatkan oleh peternakan kita maupun pertanian kita," katanya.

Ketua Kelompok Tani Sahabat Nanga Abdul Haris menyambut baik bantuan pengadaan air minum sapi di daerahnya. Menurut dia, daerah tersebut mengalami krisis air pada Agustus-Oktober tiap tahun. "Ya, bulan-bulan seperti ini kesulitan air. Krisis air bulan delapan sampai sepuluh. Setelah itu ada air hujan," ujar Haris.

Selain memberi bantuan pengadaan air, Kementan juga melakukan inseminasi buatan (kawin suntik) terhadap sapi betina milik kelompok tani di sana. Inseminasi buatan itu untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas genetik sapi tersebut.

Jan mengatakan sapi di Nanganae adalah jenis sapi Bali. Inseminasi buatan terhadap sapi tersebut diharapkan bisa menghasilkan keunggulan pada produktivitas, ukuran fisik dan mutu genetikanya.

"Dengan melihat kondisi sapi-sapi seperti ni tentu kita mengharapkan ada yang lebih besar lagi peningkatan kualitas genetiknya. Kita melihat bahwa sapi-sapi Bali di wilayah lain sudah bisa tumbuh dan berkembang hampir seperti sapi-sapi limosin," katanya.

"Karena itu selain varietas unggulan kita suntikkan, juga kita dukung dengan irigasi perpompaan untuk peternakan, nanti juga ada pakan. Ini juga yang akan mempengaruhi kualitas-ternak kita di masa yang akan datang," lanjut Jan.

Ada lebih dari 400 ekor sapi milik kelompok tani Sahabat Nanga yang anggotanya sebanyak 25 orang. Adapun di Kampung Nanganae terdapat 1.015 ekor sapi.

Jan mengatakan NTT merupakan salah satu lumbung ternak yang menyuplai kebutuhan daging sapi sampai ke Jakarta. Kabupaten Manggarai Barat sendiri memiliki populasi ternak sapi mencapai 18.625 ekor.

"Dengan kegiatan Inseminasi buatan ini secara nasional dapat meningkatkan populasi sapi sekitar 35% dan hal tersebut berimbas pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan peternak," ujar Jan.




(dpw/hsa)

Hide Ads