Rombongan Staf Khusus Wakil Presiden mengunjungi Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk menggali strategi daerah tersebut mewujudkan kerukunan antarumat beragama.
Khamami Zada yang memimpin rombongan Staf Khusus Wakil Presiden itu mengatakan Kabupaten Manggarai Barat tak hanya dikenal sebagai destinasi wisata superprioritas, tapi juga terkenal dengan kehidupan antarumat beragamanya yang harmonis.
"Manggarai Barat ini sudah sangat terkenal, terutama karena pariwisatanya. Juga terkenal karena kehidupan antarumat yang sangat harmonis. Kami ingin menggali tentang apa yang saja yang sudah dilakukan oleh pemerintah daerah sehingga keharmonisan di daerah ini terjaga dengan sangat baik," kata Khamami dalam keterangannya yang diterima detikBali, Kamis (31/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya menggelar pertemuan dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Manggarai Barat untuk identifikasi dan menggali strategi Pemerintah Daerah setempat dalam mewujudkan kerukunan antarumat beragama. Mereka juga menggali potensi konflik di daerah tersebut untuk kemudian menyusun langkah pencegahannya.
Khamami berharap keharmonisan yang sudah terjaga dengan baik di Labuan Bajo sebagai destinasi wisata superprioritas itu tidak akan tercabik oleh banyaknya kepentingan.
Dalam pertemuan tersebut Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi menegaskan bahwa masyarakat Labuan Bajo dan Manggarai Barat umumnya selama ini hidup rukun, harmonis, dan damai. Keharmonisan itu sudah dibangun sejak dahulu kala.
"Kami sudah hidup berdampingan secara harmonis sejak lama. Saya pastikan itu," tegas Edi Endi.
Jika di kemudian hari muncul gesekan yang menggangu keharmonisan antarumat beragama, menurut dia, pemicunya karena faktor eksternal. Keharmonisan di daerah yang dipimpinnya itu tetap terjaga karena mereka memiliki hubungan keluarga dekat walaupun berbeda agama.
"Jika kemudian pada suatu waktu kelak ada geseken-gesekan kecil, maka suasana itu pasti karena faktor eksternal. Sebab kami yang lahir dan hidup di sini memiliki hubungan darah walau beda agama dan keyakinan," kata Edi Endi.
(dpw/iws)