Nusra Sepekan: Siswa Aliyah Tewas Gosong-Operasi Bayi 'Berkaki Enam'

Terpopuler Sepekan

Nusra Sepekan: Siswa Aliyah Tewas Gosong-Operasi Bayi 'Berkaki Enam'

tim detikBali - detikBali
Minggu, 06 Agu 2023 15:34 WIB
Tim dokter saat memeriksa kondisi bayi kaki enam di ruang operasi RSUP NTB, Jumat (4/7/2023). (Humas RSUP NTB)
Tim dokter saat memeriksa kondisi bayi kaki enam di ruang operasi RSUP NTB, Jumat (4/7/2023). Foto: Humas RSUP NTB
Bali - Ada beberapa peristiwa di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menjadi sorotan pembaca detikBali pekan ini. Mulai dari siswa madrasah aliyah (MA) tewas karena HP meledak, tiga nama PJ Gubernur NTB, dan operasi bayi berkaki enam. Lalu ada pusara tanpa jasad korban gigitan komodo pertama hingga pernyataan Rocky Gerung. Berikut rangkumannya.

Siswa Aliyah Tewas karena HP Meledak

Siswa MA berinisial JA itu ditemukan tewas dengan tubuh gosong di kamarnya pada Kamis (3/8/2023). Terdapat luka bakar pada dada, tangan kiri, leher, hingga kepala siswa asal Dusun Tambun, Desa Pengadang, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, NTB itu.

JA diduga tewas akibat tersetrum saat Subuh. "Mungkin saja handphone korban itu meledak saat korban teleponan atau main game atau nonton sambil ngecas (HP) di dalam kamar," tutur Kapolsek Praya Tengah Iptu Agus Priyatno.

Agus mengatakan JA ditemukan pertama kali oleh ayahnya sekitar pukul 06.30 Wita, saat hendak membangunkan siswa 16 tahun itu untuk salat subuh. Ayah JA terejut ketika membuka kamar tidur anaknya dan melihat hampir sebagian tubuh JA telah gosong.

Polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan meminta keterangan sejumlah saksi. Keluarga telah menerima kejadian tersebut sebagai musibah dan menolak melakukan autopsi. Jasad JA langsung dimakamkan pada Kamis sore.

Tiga Nama Pj Gubernur NTB

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) NTB mengusulkan tiga nama sebagai Penjabat (Pj) Gubernur ke Kemendagri. Mereka adalah Deputi Bidang Administrasi Sekretariat Jenderal DPD Lalu Niqman Zahir, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nizar Ali, dan Sekretaris Daerah NTB Lalu Gita Ariadi.

Sebelum mengerucut pada tiga nama tersebut, DPRD menerima sejumlah nama yang dipertimbangkan menjadi Pj Gubernur NTB. Mereka yang tersingkir, yaitu Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Utama pada Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi Nurdin Ibrahim, Direktur Jenderal SDPPI-Kemenkominfo Ismail, dan Rektor UIN Mataram Masnun Tahir.

Ketua Fraksi Partai Gerindra NTB Sudirsah Sujanto mengungkapkan rapat penentuan tiga nama calon Pj Gubernur NTB berlangsung alot. Namun, tiga nama yang diusulkan DPRD NTB sudah final dan bakal dikirim kepada Kemendagri pada Senin (7/8/2023).

Sementara itu, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) John Wempi Wetipo mengungkapkan sebanyak 170 kepala daerah akan berakhir masa jabatannya pada 2023. Menurut John Wempi, Kemendagri akan menyerahkan daftar usulan calon penjabat (Pj) kepala daerah kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Selanjutnya, penentuan Pj kepala daerah akan diputuskan Presiden Jokowi. "Keputusannya ada di Pak Presiden, bukan Bapak Menteri Dalam Negeri atau Kementerian Dalam Negeri," kata John Wempi.

Operasi Bayi Berkaki Enam

Bayi 'berkaki enam' bernama Muhammad Karunia telah menjalani operasi pemisahan empat organ parasit di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) NTB, Kota Mataram, Sabtu (5/8/2023). Tak hanya operasi pemisahan organ menyerupai kaki, Karunia juga menjalani operasi pemisahan tiga organ tubuh lain, yaitu ureter, ginjal, dan organ buli-buli; serta operasi pembuatan anus oleh tim dokter bedah anak dan dokter urologi.

Sebanyak sembilan tim dari 16 dokter spesialis berbagai bidang membantu proses operasi tersebut. Mereka berasal dari RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan RSUD NTB, yang dipimpin dokter spesialis bedah anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya dr. Poerwadi.

"Jadi tadi tindakan pertama itu dari spesialis anestesi. Baru ke spesialis radiologi melakukan pendukung," kata Direktur RSUP NTB Lalu Herman Mahaputra yang akrab disapa Jack, di depan ruang operasi.

Salah satu dokter spesialis bedah anak dr. Sunanto mengungkapkan tim menemukan sedikit kesulitan selama operasi pemisahan tubuh Karunia. Ia mengatakan tim dokter kesulitan mengidentifikasi organ-organ di dalam tubuh Karunia. Meski begitu, operasi berjalan lancar dan berhasil dilakukan.

Jack mengatakan keberhasilan operasi Karunia menjadi kado HUT kemerdekaan Indonesia 17 Agustus bagi warga NTB. Tak hanya itu, operasi pemisahan parasit ini juga kado untuk pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Sitti Rohmi Djalilah (Zul-Rohmi) pada akhir masa jabatannya.

"Kami siap keluarkan SK tim kembar siam di RSUD NTB dan semuanya lancar. Misi kemanusiaan ini catatan sejarah dan kado 17 Agustus hari kemerdekaan Indonesia. Sekaligus menjadi kado Zul-Rohmi di akhir masa jabatannya," paparnya.

Pusara Tanpa Jasad Korban Pertama Komodo

Turis asal Swiss bernama Baron Rudolf Reding von Biberegg menjadi korban pertama serangan komodo pada Juli 1974. Baron bersama rombongan berjumlah 30 orang ketika itu diserang komodo di Pulau Komodo.

Mereka berlari terpencar ketika diserang komodo. Rombongan lain berhasil lolos dari maut, tapi nasib berbeda dialami Baron. Ia tak kembali, juga tak ditemukan saat dicari. Baron yang saat itu berusia 70 tahun dinyatakan hilang di Pulau Komodo.

Tim pencari hanya menemukan kamera dan kacamata Baron yang tercecer di puncak Pulau Komodo. Belakangan, di tempat penemuan kamera itu, tempat terakhir dia duduk mengeksplorasi Pulau Komodo, dibuatkan pusara untuk Baron. Pusara tanpa jasad, sebuah tugu peringatan kematian Baron. Di pusara itu tertancap sebuah salib berawan putih.

"Lokasinya di puncak Pulau Komodo, di situ kamera Baron Rudolf Reding von Biberegg ditemukan tahun 1974. Tempat salibnya tertancap adalah tempat terakhir beliau duduk waktu mengeksplor Pulau Komodo," jelas Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Pramuwisata Indonesia (DPC HPI) Manggarai Barat Stanislaus Gusdin di Labuan Bajo.

Ia mengatakan lokasi pusara tanpa jasad itu lumayan jauh dari Loh Liang. Bagi Anda yang ingin berkunjung ke sana, harus treking selama kurang lebih dua jam dari Loh Liang. "Kalau treking empat jam pulang pergi," ujarnya.

Rocky Gerung Bantah Hina Jokowi

Rocky Gerung membantah tuduhan menghina Presiden Joko Widodo (Jokowi), sebab ia mengatakan yang dihina adalah kedudukan presiden. Menurutnya, yang boleh merasa terhina hanyalah manusia karena punya martabat, sedangkan presiden tidak punya martabat.

"Yang boleh terhina hanyalah manusia, karena dia punya martabat. Presiden tidak punya martabat, karena presiden bukan orang. Presiden itu fungsi," ungkapnya saat mengisi Dialog Akal Sehat bertajuk 'Etika Politik Mematangkan Demokrasi Indonesia' di Lombok Timur.

"Jadi yang saya hina bukan Jokowi, tapi kedudukan dia sebagai presiden yang kita pilih sama-sama. Presiden kita pilih setiap lima tahun, mana ada martabat berganti setiap lima tahun. Jadi kacau cara berpikir bangsa ini, tidak boleh ada personifikasi pada Presiden Jokowi," ungkapnya.

Sebelumnya, ucapan Rocky viral di media sosial. Dalam sebuah video yang beredar, terlihat Rocky tengah mengisi acara. Ia melemparkan kritik pada Jokowi, dan menyinggung kunjungan Jokowi ke China yang membahas soal IKN. Setelah itu, Rocky melontarkan kalimat yang kemudian menjadi dasar laporan relawan Jokowi ke polisi.




(irb/gsp)

Hide Ads