Enam pedayung akan melakukan ekspedisi mengelilingi perairan Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan menggunakan kayak. Ekspedisi bertajuk 'Dayung Jelajah Nusantara-Flores Seas Kayak Expedition'. Tim ekspedisi ini telah tiba di Labuan Bajo.
Ekspedisi itu dilakukan lima pedayung pria dan satu pedayung perempuan dari Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung (Wanadri), sebuah organisasi berbasis kegiatan alam bebas asal Bandung. Ada juga empat orang dalam tim ekspedisi itu yang akan bertugas di darat. Tim darat ini bertugas untuk memasok logistik ke kamp-kamp yang disinggahi, bantuan komunikasi, dan dokumentasi.
Ketua Ekspedisi Dayung Jelajah Nusantara-Flores Seas Kayak Expedition Yoppi Saragih menjelaskan ekspedisi itu dimulai dari Labuan Bajo, melintasi pesisir utara Pulau Flores dan kembali ke Labuan Bajo menyusuri pesisir selatan. "Yang kami lakukan mengelilingi Pulau Flores dari Labuan Bajo, kembali Labuan Bajo searah jarum jam. Kami melakukannya dengan kayak laut," jelas Yoppi di Labuan Bajo, Kamis (3/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan ekspedisi itu dimulai pada 7 Agustus 2023 jam 07.00 Wita, dengan titik start dari Pantai Pede, Labuan Bajo. Dayung jelajah mengelilingi Pulau Flores ini akan menempuh jarak 1.051 kilometer dengan waktu tempuh ditargetkan 52 hari.
Dalam sehari mereka akan mendayung selama 6-8 jam mulai jam 07.00-15.00 Wita dengan jarak tempuh bisa mencapai 30 kilometer. "Sehari mendayung 20-30 kilometer disesuaikan dengan medan lintasan," ujarnya.
Ada 38 kamp yang akan disinggahi untuk mereka beristirahat pada malam hari. Setiap tiga atau empat hari mendayung, mereka akan beristirahat sehari untuk pemulihan (recovery).
Di kamp itu mereka membangun tenda, memasak untuk makan pagi, dan makan malam. Jika kondisi memungkinkan, mereka bisa berinteraksi dengan warga di sekitar kamp.
Mereka punya aturan makan selama ekspedisi tersebut, bahwa makan berat hanya pagi dan malam. Untuk siangnya cukup makan snack sambil mendayung kayak. Setiap jam mereka menghentikan dayung kayak selama 10 menit untuk makan snack.
Tim dayung jelajah Pulau Flores ini sudah melakukan survei ke lapangan untuk mengenali yang akan dilintasi. Komandan Operasional Dayung Jelajah Nusantara Derry Juliansyah mengatakan radius aman mendayung kayak sepanjang tiga mil dari pesisir.
Namun, mereka putuskan akan mendayung kayak pada jarak paling jauh 1-2 kilometer dari pesisir. Mereka juga akan mendayung di luar area ombak pecah.
"Jarak aman tiga mil, kalau ombak pecah 50-100 meter (dari pesisir). Paling jauh 1-2 kilometer dari pesisir," jelas Derry yang melakukan survei keliling Flores selama delapan hari.
"Yang dikhawatirkan tinggi gelombang, terutama di selatan. Tapi masih memungkinkan dilihat dari aktivitas nelayan yang banyak, nelayan yang masih pakai dayung. Kami akan mendayung di luar area ombak pecah," lanjut dia.
Derry mengatakan pihaknya sudah identifikasi lokasi yang kemungkinan ada buaya atau komodo pada jalur lintasan dayung kayak tersebut. Mereka juga selalu memantau prakiraan cuaca selama ekspedisi itu dengan menggunakan aplikasi prakiraan cuaca, yakni windy.com.
Mereka juga membawa alat bernama Personal Location Beacon (PLB) yang terhubung ke kantor pusat Basarnas untuk meminta pertolongan jika terjadi kecelakaan. Aktivitas dayung jelajah Pulau Flores itu akan terpantau oleh Basarnas melalui PLB tersebut.
"Tinggal pencet alatnya, nanti posisi kami termonitor oleh Basarnas. Nanti Basarnas pusat akan koordinasi dengan Basarnas terdekat dengan lokasi kami untuk melakukan operasi pertolongan," jelas Derry.
Ada sejumlah SOP yang wajib dipatuhi dalam melakukan ekspedisi tersebut, seperti tinggi gelombang tak lebih dari satu meter, kecepatan angin tak melebihi 10 knot, jarak terjauh antarmereka dalam radius suara yang bisa didengar, tidak dalam cuaca hujan petir.
Alasan Pilih Flores
Mengelilingi Pulau Flores dipilih Wanadri dalam ekspedisi dayung jelajah Nusantara ini karena lintasannya relatif pendek dibandingkan pulau-pulau lain di Tanah Air, yakni 1.051 kilometer.
Pertimbangan yang tak kalah penting, jelas Yoppi, karena Pulau Flores dikenal memiliki pemandangan alam yang indah dan keragaman budayanya yang menarik.
"Pulau Flores ini sangat indah dengan budaya yang sangat, dan banyak sekali tempat-tempat wisata yang bisa dikunjungi. Pantainya rata-rata bagus. Teman-teman ini selain inginberpetualang juga ingin menikmati keindahan-keindahan itu," jelasYopi.
Lebih lanjut, ia mengatakan Dayung Jelajah Nusantara-Flores Seas Kayak Expedition menjadi kegiatan pertama Wanadri di perairan laut. Sebelumnya, mereka banyak melakukan aktivitas di gunung.
Karenanya mereka melakukan persiapan khusus selama sembilan bulan terakhir untuk menaklukkan pulau Flores dengan mendayung kayak mengelilinginya. Persiapan yang dilakukan sejak Oktober 2022 itu dengan latihan fisik dan mengasah kemampuan mendayung kayak.
"Sejak Oktober latihan lari setiap pagi minimal 10 kilometer, sore latihan beban. Tiga kali seminggu latihan menggunakan kayak di Ancol sepanjang paling sedikit 30 kilometer sehari. Selama 9 bulan berlatih sampai dengan sekarang," pungkas Yoppi.
(nor/hsa)