Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melepas KM Cemara Nusantara 1 di Pelabuhan Tenau Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (20/6/2023). Kapal tersebut mengangkut 550 ekor ternak sapi menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, untuk memenuhi kebutuhan daging menjelang Idul Adha 1444 Hijriah. Ini merupakan bagian dari program Tol Laut Ternak.
Kepala Sub Direktorat Angkutan Dalam Negeri Kemenhub Hasan Sadili mengatakan sebenarnya kapasitas KM Cemara Nusantara 1 cuma bisa memuat 500 ekor sapi. Namun, diberikan dispensasi 10 persen sehingga bisa memuat lebih banyak.
"Hari ini pelepasan KM Cemara Nusantara 1 itu tetap maksimal 550 ekor. Pengalaman pengiriman ketujuh kalinya. Sejak kontrak yang ditandatangani pada awal Januari 2023, kapal sudah mengirim kurang lebih 7 ribu sampai 8 ribu ekor (sapi)," papar Hasan seusai pelepasan KM Cemara 1, Selasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasan merinci jika diakumulasikan pengiriman oleh kapal sebelumnya, total pengiriman sapi ke Jawa dari NTT sudah mencapai 15 ribu ekor lebih selama bulan ini.
"Trayek tersebut sebenarnya akan singgah di Waingapu, Sumba Timur, tetapi karena muatannya sudah maksimal maka langsung ke Tanjung Priok dengan memakan waktu perjalanan lima sampai enam hari," terang Hasan.
Dia menjelaskan transportasi laut memegang peranan penting dan strategis dalam menunjang pembangunan nasional. Menurutnya, wilayah NTT sangat membutuhkan transportasi laut untuk penumpang, barang, dan ternak.
"Terkait dengan hal ini maka pemerintah terus berupaya melakukan pembangunan sarana dan prasarana transportasi laut agar tercipta transportasi laut yang tertib, teratur, aman, dan lancar dengan biaya yang terjangkau guna memenuhi kebutuhan masyarakat," beber Hasan.
Dia menerangkan program Tol Laut Ternak merupakan salah satu program Pemprov NTT yang bekerja sama dengan Kemenhub dan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam rangka mendukung kebijakan nasional swasembada daging sapi dan kerbau.
"Pengoperasian kapal khusus ternak bertujuan untuk menjamin kelangsungan pendistribusian ternak melalui angkutan laut dengan jadwal tetap dan teratur," terangnya.
Ia melanjutkan kapal khusus ternak dibangun dengan bentuk dan desain khusus untuk sarana pengangkutan ternak dengan memperhatikan kaidah kesejahteraan hewan (animal welfare). Kapal dilengkapi dengan tenaga dokter dan mantri hewan sehingga kondisi kesehatan dan kesejahteraan ternak selama pelayaran dapat terjaga.
"Program Tol Laut Ternak telah dilaksanakan sejak 2015, di mana pada tiap tahunnya terus mencatatkan peningkatan dari sisi jumlah trayek yang dilayani maupun jumlah muatan yang diangkut," imbuh Hasan.
Kemenhub telah menyelenggarakan enam trayek kapal khusus ternak dan total muatan yang diangkut sebanyak 42.398 ekor ternak.
Tahun ini kapal khusus ternak melayani sembilan pelabuhan muat dan lima pelabuhan bongkar. Realisasi muatan yang telah diangkut kapal khusus ternak minggu kedua Juni 2023 mencapai 15.955 ekor.
Hasan menyebut ratusan ternak sapi yang dikirim dipastikan kesehatannya aman dan layak dikonsumsi. Sebab, NTT masih zona hijau penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lumpy skin disease (LSD).
"Dinas Peternakan di NTT sudah melalui proses karantina jadi kita tidak perlu meragukan lagi bagaimana ternak ini secara faktor kesehatannya," tandas Hasan.
(hsa/hsa)