Seorang pendaki asal Kota Samarinda, Kalimantan Timur, mengalami tekanan darah tinggi di Gunung Rinjani. Korban yang tidak mendapatkan pertolongan dievakuasi mandiri oleh dua orang rekannya, Minggu (11/6/2023).
Kepala Resort Sembalun Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Taufikurrahman membenarkan kejadian tersebut. Menurut Taufik, korban bernama Juarni tersebut mengalami asam lambung setelah suaminya memberikan informasi via sambungan telepon ke pihak TNGR.
"Awalnya informasi itu dari suaminya. Dia menyampaikan bahwa istrinya melakukan pendakian ke Gunung Rinjani. Setelah itu kami mencoba membantu mencari data istrinya dan terdata di sistem eRinjani BTNGR," kata Taufik, Senin sore (12/6/2023) via WhatsApp.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah dilacak, Juarni ternyata mendaki bersama dua orang pemandu dan check-in melalui pintu masuk Pendakian Sembalun pada 8 hingga 11 Juni 2023. Rupanya, korban akan turun atau check-out di pintu Pendakian Torean, Lombok Utara.
"Pas kami dapat informasi kembali dari suaminya bahwa istrinya sudah berada di Pos 3 jalur pendakian Sembalun," imbuhnya.
Setelah dilakukan komunikasi bersama suami korban, Juarni mengalami sakit asam lambung (mual, muntah dan pusing).
Namun, pada pukul 17.15 Wita, Juarni tiba di TNGR Resort Sembalun. Ia kemudian dibawa ke Puskesmas Sembalun untuk diperiksa oleh tim medis.
"Jadi korban masih dirawat ya hari ini. Berdasarkan hasil tensi tekanan darah ibu Juarni capai 110/80 mmHg. Kemudian dilakukan pemasangan infus. Alhamdulillah kondisi ibu Juarni sudah membaik," ujar Taufik.
(nor/nor)