.webp)
"Kemarin itu ada satu anggota keluarga lima orang ditambah lagi tujuh orang. Pas hari Minggu (14/5/2023) kemarin bertambah sembilan orang. Jadi, ada 21 orang total korban," kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Lombok Timur, Budiman Satriadi, Senin (15/5/2023) siang.
Menurut Budiman, para korban sempat mengalami mencret dan mual. Penambahan sembilan korban keracunan itu mengalami gejala yang sama dengan 12 korban sebelumnya. Kini, beberapa korban masih dirawat di puskesmas setempat.
"Ya, sisa korban masih dirawat di dua puskesmas, yakni Puskesmas Rarang dan Puskesmas Terara," kata Budiman.
Budiman mengaku sudah mengambil sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan. Menurutnya, sampel makanan tersebut selanjutnya diuji oleh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Provinsi NTB.
"Karena ini kami masih menduga, apakah ini karena pencok geranggang dari olahan rumput laut atau dari bumbu. Kami sudah ambil sampelnya," katanya.
Sebelumnya, satu anggota keluarga diduga keracunan makanan pencok geranggang dari rumput laut. Mereka adalah anggota keluarga dari Lalu Abdullah (65). Korban Lalu Abdullah dikabarkan meninggal dunia seusai dirawat di Puskesmas Rarang Lombok Timur pada Kamis (11/5/2023).
Lima anggota keluarga Lalu Abdullah ini sempat makan bersama dengan lauk berupa daging ayam goreng, sate, dan pencok geranggang. Lauk dari olahan rumput laut itu dibeli dari pedagang keliling bernama Marni, warga Desa Rarang, Kecamatan Terara, Lombok Timur.
Selain keluarga Lalu Abdullah, salah satu staf Puskesmas Rarang bernama Diana juga mengalami hal serupa. Diana mengalami keracunan setelah mengonsumsi rumput laut pencok geranggang dari dagangan Marni pada Jumat (12/5/2023).
(iws/gsp)
