Evi Apita Maya Akui 'Foto Cantiknya' Jadi Salah 1 Faktor Kemenangan Pileg 2019

Mataram

Evi Apita Maya Akui 'Foto Cantiknya' Jadi Salah 1 Faktor Kemenangan Pileg 2019

Helmy Akbar - detikBali
Senin, 08 Mei 2023 14:13 WIB
Evi Apita Maya saat ditemui di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (5/5/2023) siang. (Helmy Akbar/detikBali)
Foto: Evi Apita Maya saat ditemui di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (5/5/2023) siang. (Helmy Akbar/detikBali)
Mataram -

Evi Apita Maya atau 'Si Caleg Foto Kelewat Cantik' tak menampik keberadaan fotonya jadi salah satu faktor kunci kemenangan di Pemilihan Legislatif (Pileg) DPD dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2019.

Diakuinya, ia tidak akan mampu turun langsung menyentuh masyarakat hingga ke dusun-dusun. Hal tersebut, tegasnya, bukan satu-satunya faktor yang mendongkrak suara.

"Saya tidak menafikan memang salah satu yang mendongkrak (suara) foto, tidak mungkin semuanya kenal saya. Saya sudah berusaha untuk turun ke masyarakat semampu saya. Nggak mungkin saya mampu turun ke dusun-dusun dari Ampenan sampai Sape," kata Evi saat dikonfirmasi detikBali, Senin (8/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Evi tak memungkiri, ia membuat banyak perempuan lain yang mengikuti jejaknya. Namun, ia mengingatkan bagi para perempuan agar tidak hanya mengandalkan tampang semata jika ingin terjun ke dunia politik.

Lebih dari itu, perempuan dalam dunia politik harus mampu memberi warna lain baik dari sisi gagasan maupun cara berhadapan dengan masyarakat.

ADVERTISEMENT

"Makanya itu kan salah satu faktor, bukan satu-satunya. Masyarakat bisa menilai kalau ketemu, melihat seperti apa kita, personality. Pasti kan masyarakat ataupun tokoh bisa menilai. Ini kan bukan kontes kecantikan," ujarnya.

Diungkapkan Evi, dalam skala nasional, hampir 45 persen anggota DPD yang terpilih pada Pileg 2019 berasal dari kaum perempuan. Hal itu dinilainya membawa sisi positif tersendiri.

Ia pun berharap perempuan yang akan masuk ke dunia politik lebih banyak hadir di masyarakat untuk menyerap dan menyampaikan aspirasi.

"Saya pikir untuk periode sekarang lumayan banyak. Di Indonesia kalau periode 2019 sekitar 45 persen diisi perempuan," bebernya.

"Masyarakat itu pada intinya senang didatangi, bersilaturrahmi. Apapun bentuk undangan, musibah, kita berusaha untuk bisa datang, terjun langsung," imbuh Evi.

Kali ini, Evi pun kembali meminta dukungan seluruh masyarakat NTB untuk menjadi senator yang kedua kalinya.

"Iya, saya ikhtiarkan bismillah maju kembali. Waktu 2019 saya peraih suara terbanyak, sekarang target minimal menyamai suara, dan optimis meningkat," kata Evi saat konferensi pers di kantor KPU NTB.

Evi mengaku tak gentar dengan nama-nama baru yang akan bertarung di pileg DPD. Ia mengaku semua punya basis suara dan pemiliih loyal masing-masing.

"Prinsip dalam hidup saya adalah usaha tidak menghianati hasil. Sejak saya dilantik saya selalu turun dari satu desa ke desa yang lain bersama masyarakat. Untuk melakukan apa yang kiranya bisa saya lakukan," akunya.

Sebagaimana diketahui, Evi sempat bikin heboh pada Pileg 2019. Pasalnya, ia terpilih menjadi anggota DPD dan dilaporkan lantaran dituding menggunakan foto hasil editan pada kertas suara pemilihan.

Adalah Farouk Muhammad yang mempersoalkan foto hasil editan Evi dan membawanya ke Mahkamah Konstitusi. Mantan kapolda NTB ini adalah pesaing Evi dalam pemilihan calon anggota DPD RI dapil NTB 2019.

Tak tanggung-tanggung, pada Pileg DPD 2019, Evi sebagai pendatang baru meraih suara terbanyak mengalahkan inkumben lain dengan total raihan 283.932 suara.




(efr/hsa)

Hide Ads