"Ya, secara khusus akan dibahas. Tetapi acuan kita tetap untuk Myanmar, tujuan kita tetap five-point consensus menjadi acuan," kata Jokowi kepada wartawan saat tiba di Bandar Udara Komodo Labuan Bajo, Minggu (7/5/2023).
Dilansir dari detikNews, five-point consensus adalah konsensus lima poin antara Presiden Jokowi dan pimpinan junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing pada April 2021. Kelima poin konsensus tersebut antara lain menyerukan penghentian segera kekerasan, dialog di antara pihak-pihak terkait, mediasi oleh utusan khusus ASEAN, pemberian bantuan kemanusiaan, dan kunjungan ke Myanmar oleh utusan khusus untuk bertemu semua pihak terkait.
Jokowi ingin konflik di Myanmar segera diselesaikan dengan dialog ketimbang sanksi. Ia mendorong penyaluran bantuan kemanusiaan dan dialog dilakukan terus menerus.
"Pertama, kekerasan segera dihentikan. Kedua, bantuan kemanusiaan harus sampai kepada rakyat di Myanmar. Yang ketiga dialog, yang penting, yang ingin kita aktif tidak hanya di sini tetapi juga di Myanmar sendiri sudah harus aktif untuk berperan dalam dialog-dialog yang ingin kita lakukan," kata Jokowi.
Pada kesempatan itu, Jokowi menegaskan Indonesia tidak ingin organisasi kawasan di Asia Tenggara itu menjadi proxy kekuatan tertentu. Ia menegaskan prinsip Indonesia dalam ASEAN adalah kolaborasi dan kerjasama.
"Karena yang kita inginkan ASEAN terbuka, kerjasama dengan siapapun, dengan negara manapun. Sehingga, penyelesaian setiap masalah yang ada di ASEAN adalah prinsip dialog. Ini penting sekali, terutama di dalam masalah Myanmar," ujar Jokowi.
(iws/efr)