Pemerintah Indonesia melalui KBRI Sudan diminta mengevakuasi mahasiswa yang terjebak perang Sudan. Humam Balya, kakak kandung Danial Alya (33), mahasiswa pasca-sarjana jurusan sastra Arab salah satu yang terjebak konflik tentara Sudan dengan Rapid Support Forces (RSF).
Perang perebutan kekuasaan dalam kepemimpinan militer yang pecah di Khartoum, ibu kota Sudan, itu digambarkan mencekam. Karenanya, Humam mengungkapkan keluarga khawatir.
Kepada detikBali, Selasa (18/4/2023), Humam meminta agar sang adik bisa diungsikan ke negara yang lebih aman. "Ya, mudah-mudahan segera dievakuasi, karena konflik sudah masuk ke ibu kota," ujarnya via WhatsApp.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Danial merupakan mahasiswa asal Desa Darek, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Danial disebut Humam telah tinggal di Sudan selama delapan tahun.
"Kalau bisa jangan dipulangkan dulu, tapi dipindahkan ke negara yang aman. Sehingga, bisa melanjutkan pendidikan. Jadi, nanti mungkin skemanya bisa difasilitasi pemerintah," usul Humam dengan nada khawatir.
Ia juga meminta KBRI Sudan menaruh perhatian terhadap kondisi WNI di kota-kota yang terdampak perang. "Kami (Humam dan Danial) sudah berbicara semalam dan di sana lagi susah makanan. WNI takut keluar rumah akibat konflik senjata," terang dia.
"Terakhir, kami komunikasi tadi malam dengan Danial. Kondisi logistik minim, terus juga mati lampu, air mati," lanjutnya bak kisah sang adik.
Tidak cuma soal logistik, Humam juga berharap tidak ada WNI yang menjadi korban dalam konflik senjata tersebut.
Sebelumnya, Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Judha Nugraha menyebut Kemenlu dan KBRI Khartoum terus memonitor situasi dan menjalin komunikasi dengan para WNI di Sudan.
"Pada 16 April 2023 telah diadakan silaturahmi secara virtual antara Kemenlu, KBRI Khartoum, bersama WNI di Sudan. Pertemuan ini bertujuan memberikan update situasi keamanan terakhir di Sudan dan langkah-langkah perlindungan WNI," tutur Judha.
"Hingga saat ini, tidak ada WNI yang menjadi korban konflik bersenjata di Sudan. KBRI menyediakan hotline KBRI jika ada situasi kegawatdaruratan," tandasnya.
(BIR/hsa)