Gelombang pasang di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengakibatkan lapak jualan para pedagang di Pasar Oesapa di Kecamatan Kelapa Lima, terendam air, Senin (10/4/2023) sekitar pukul 13.00 Wita. Tinggi gelombang diperkirakan sekitar dua meter.
Ervin mengatakan saat air laut naik para pedagang panik dan berhamburan meninggalkan lapak jualannya. Barang dagangan, seperti tomat, lombok, jahe, hingga pisang pun basah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi itu gelombang cukup tinggi dan langsung masuk ke dalam pasar. Pas kejadian para pedagang panik dan berhamburan," ujar seorang pedagang Ervin Benyamin kepada detikBali, Senin (10/4/2023) sore.
Menurutnya, peristiwa tersebut terjadi secara tiba-tiba, sehingga ia dan pedagang lain langsung mengevakuasi diri ke tempat aman. Mereka pun tidak sempat menyelamatkan barang dagangan. "Kami langsung mengevakuasi karena gelombang naik secara tiba-tiba," pungkasnya.
Para pedagang Pasar Oesapa juga terpaksa menutup lapaknya. "Saat kejadian kami kabur ke tempat aman, setelah kembali kami langsung tutup paksa karena panik dan takut terjadi kejadian susulan," ungkap pedagang Anna Nale (37).
![]() |
Anna dan rekan-rekannya hanya berjualan setengah hari karena gelombang tinggi tersebut. Barang dagangan seperti sayur hingga bawang tak hanya basah, tetapi juga dipenuhi sampah plastik dan sisa-sisa kayu.
"Jualan cuman setengah hari. Saya punya jualan basah dan dipenuhi sampah (karena terkena gelombang tinggi)," terangnya.
![]() |
Ia pun belum bisa memperhitungkan berapa kerugian yang diderita akibat insiden tersebut. "Kerugiannya cukup banyak karena semua pedagang mengalami hal yang sama," ungkapnya.
Pantauan detikBali, lapak jualan para pedagang terlihat tutup. Saat ini sejumlah titik di dalam pasar masih tergenang air. Para pedagang tampak sibuk membereskan barang dagangan mereka.
(irb/efr)