.webp)
Polisi menduga kematian Bambang (43), pemburu madu di Pulau Rinca, kawasan Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), akibat jatuh tergelincir dari ketinggian. Bambang ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, Jumat (7/4/2023) siang.
Kapolsek Komodo AKP Ivans Drajat mengungkapkan bahwa kepolisian belum mengetahui penyebab pasti kematian Bambang. Diduga, ayah dua anak asal Dusun Rinca, Desa Pasir Panjang, Pulau Rinca ini tewas setelah tergelincir dari ketinggian ketika berburu madu.
"Almarhum Bambang meninggal diduga tergelincir dari ketinggian kurang lebih enam meter dan kepala terbentur batu," kata Ivans, Jumat (7/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika ditemukan, jasad Bambang masih utuh dalam posisi telentang, namun mulai membusuk. Ivans juga menepis spekulasi bahwa Bambang tewas digigit komodo.
Bambang ditemukan mengenakan kaos hijau lengan panjang, bercelana panjang hitam, dan bersepatu hitam. Banyak lalat beterbangan dan mengerubungi wajahnya.
"Sepertinya tadi tidak ada secara kasat mata (tanda-tanda digigit komodo)," ujar Ivans.
Jenazah Bambang telah diserahkan kepada keluarga. Keluarga menolak melakukan autopsi.
"Keluarga sudah menerima jenazah dan tidak minta autopsi karena kondisi jenasah sudah membusuk. Keluarga sudah menyiapkan liang lahat untuk dimakamkan," jelas Ivans.
Diketahui, jasad Bambang pertama kali ditemukan oleh seorang ranger (pemandu wisata) di Pulau Rinca, pada jarak sekitar 4,45 kilometer arah utara dari lokasi dia menambatkan perahu di Teluk Tambora.
Bambang berangkat dari rumahnya menggunakan perahu ketinting. Jasad Bambang dievakuasi Tim SAR Gabungan ke rumah keluarganya.
Ia tinggalkan rumah pada Selasa (4/4/2023) untuk berburu madu di daerah Tambora, Desa Pasir Panjang, Pulau Rinca.
(efr/hsa)
