Ribuan warga Mataram ikut mengantarkan jenazah mantan wali kota Mataram Tuan Guru Haji (TGH) Ahyar Abduh ke pemakaman keluarga di kompleks Masjid Riyadhus Sholihin, Lingkungan Perigi, Kelurahan Dasan Agung, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (5/4/2023).
Almarhum dimakamkan tepat pukul 16.00 Wita selepas salat Asar. Ahyar yang meninggal di usia 63 tahun itu dikubur di dekat makam ayahandanya.
Menurut kakak kandung Ahyar, Ridwan Hidayat, adiknya itu sudah merasakan sakit di bagian pernapasan sejak beberapa bulan. Ahyar sempat dibawa ke RS Islam Kota Mataram sekitar dua bulan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi hampir sebulan dia dirawat di rumah sakit. Waktu di VVIP RSUP NTB itu beliau bilang sudah cukup saya sampai di sini," kata Ridwan, sebelum pemakaman.
Ridwan mengatakan selama Ahyar mengidap penyakit paru-paru dan dirawat di RSUP NTB, keluarga selalu mencoba membesarkan hatinya untuk tetap tabah menghadapi penyakit yang dialami.
"Dia sempat bilang. Cukup sudah sampai di sini. Setelah itu semua keluarga bilang bahwa masih ada kesempatan. Ayo bertahan," kata Ridwan.
Setelah mengucapkan keluhan itu, kondisi Ahyar seketika turun. Padahal kata Ridwan, pada Selasa (4/4/2023) pagi wajahnya tampak segar.
"Pagi itu segar wajahnya. Setelah dicek kondisinya sore itu tidak ada keluhan. Tapi selang tujuh menit langsung tinggalkan kita," kata Ridwan.
Diberitakan sebelumnya, kabar meninggalnya Wali Kota Mataram dua periode tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kominfo Kota Mataram I Nyoman Suandiasa.
"Ya beliau meninggal dunia pada Selasa sore (4/4/2023) sekitar pukul 16.09 Wita di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB," kata Nyoman.
Suandiasa menjelaskan politisi senior Partai Golkar Kota Mataram tersebut sudah menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam Siti Hajar sejak pertengahan Maret 2023.
Setelah tiga pekan menjalani perawatan kondisinya belum membaik. Kondisi kesehatan Ahyar Abduh sempat menurun sehingga dirujuk ke RSUP NTB.
"Tiga hari dirawat di Ruang Senggigi RSUP NTB. Sempat mengalami kritis sehingga petugas kesehatan membawa ke ruang ICU untuk mendapatkan tindakan medis," kata Suandiasa.
(hsa/gsp)