Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat sedikitnya ada 14 rumah warga hanyut akibat banjir bandang, Selasa (4/4/2023) sore.
Jumlah rumah yang hanyut tersebut tersebar di enam kecamatan. Selain rumah, satu jembatan dan puluhan ternak juga ikut hanyut terbawa banjir.
"Di Desa Lito, ada lima rumah yang hanyut, Batu Tering ada lima rumah, Desa Semamung ada dua rumah, Desa Sebasah ada dua rumah hanyut. Semuanya di Kecamatan Moyo Hulu, Sumbawa," kata Kepala BPBD Kabupaten Sumbawa Muhammad Nur Hidayat kepada detikBali, Rabu (5/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data BPBD, jumlah korban terdampak banjir di Desa Lito, Kecamatan Moyo Hulu sebanyak 1.540 jiwa. Banjir meluap ke rumah warga yang berada di bantaran sungai.
"Jembatan penghubung Desa Lito-Desa Lantung jebol di bagian ujung selatan, sehingga menyebabkan putusnya akses jalan serta tiang penyangga jembatan mengalami penurunan akibat tergerus air," tuturnya.
Sementara itu di Kecamatan Lenangguar dampak banjir terjadi di tiga desa. Meski tidak ada rumah yang hanyut, ratusan rumah warga terendam banjir setinggi 1,5 meter. Hanya saja, beberapa ekor sapi ditemukan dalam kondisi mati pasca banjir surut.
Kondisi tidak jauh berbeda juga terjadi di beberapa desa lain.
"Akibat hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan banjir bandang dan berdampak pada terendamnya 26 rumah dan 49 hektare lahan pertanian di Desa Lenangguar," sebut Nur Hidayat.
Sementara, di Desa Rate banjir merusak padi siap panen sekitar 27 hektare dan merendam rumah-rumah hingga ketinggian 1,5 meter. "Ada beberapa ternak warga ditemukan mati di tempat diikat," lanjut Nur Hidayat.
Sejauh ini banjir sudah berangsur surut. BPBD juga terus melakukan pendataan terkait dengan kerugian yang ditimbulkan akibat banjir bandang ini.
(hsa/hsa)