Bocah 5 Tahun Tewas Terseret Air Sungai Saat Memancing

Lombok Tengah

Bocah 5 Tahun Tewas Terseret Air Sungai Saat Memancing

Ahmad Viqi - detikBali
Senin, 27 Mar 2023 22:20 WIB
Bocah 5 tahun meninggal dunia akibat tenggelam saat memancing di sungai di Montong Balas, Dusun Sinah, Pujut, Lombok Tengah, NTB.
Bocah 5 tahun meninggal dunia akibat tenggelam saat memancing di sungai di Montong Balas, Dusun Sinah, Pujut, Lombok Tengah, NTB. (Dok. Istimewa).
Lombok Tengah -

Seorang bocah 5 tahun meninggal dunia akibat tenggelam saat memancing bersama teman seusianya di sungai yang berada di Montong Balas, Dusun Sinah, Desa Pengembur, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kapolsek Pujut Iptu Derpin Hutabarat mengungkap Kholis Azhari (5) asal Dusun Sinah, tewas terseret air di sungai sekitar pukul 15.00 Wita, Senin (27/03/2023).

Menurut Derpin, berdasarkan keterangan saksi yang mengetahui kejadian tersebut sekitar pukul 11.00 Wita, Kholis bersama dua orang temannya pergi memancing di sungai dekat rumahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setibanya di TKP, pada saat ketiganya sedang memancing korban terpeleset di bibir sungai, kemudian terjatuh," tutur Derpin melalui keterangan resminya.

Kholis sempat berusaha untuk naik menyelamatkan diri. Namun, ia terjatuh lagi yang akhirnya tenggelam di aliran sungai tersebut.

ADVERTISEMENT

"Pada saat korban terjatuh, kedua temannya hanya bisa terdiam, tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka tidak berani memberitahukan kepada orang tuanya tentang hal itu," imbuh Derpin.

Selang beberapa waktu, teman-teman Kholis ditanyakan oleh kakek korban. Kakek itu sempat menanyakan keberadaan sang cucu.

"Teman korban akhirnya memberitahukan bahwa korban jatuh di sungai pada saat sedang memancing," terang dia.

Seketika itu kakek korban langsung mencari ke sungai tempat memancing. Saat turun ke lokasi tenggelamnya Kholis, sang kakek menemukan cucunya dalam kondisi tenggelam serta sudah tidak bernapas.

"Kakek korban pun membawa korban pulang untuk menginformasikan kejadian tersebut kepada kedua orang tuanya," jelasnya.

Setelah mengetahui peristiwa itu, kedua orang tua Kholis histeris. Namun, keduanya menerima kejadian itu sebagai sebuah musibah dan menolak untuk dilakukan autopsi.

"Kami sudah mencoba menenangkan pihak keluarga. Mereka terima ini sebuah musibah yang dibuktikan dengan menandatangani surat pernyataan penolakan yang disaksikan oleh keluarga dan masyarakat setempat," pungkas Derpin.




(BIR/irb)

Hide Ads