"Abu yang turun itu mengikuti arah angin yang mengarah ke tiga desa dan sekitarnya sejak Jumat (24 Mei 2023)," ujar Kepala Desa Amakaka Ambrosius Boyang Langobelen kepada detikBali, Senin (27/3/2023).
Ambrosius menerangkan warga sempat mendengar suara bergemuruh setelah gunung tersebut erupsi. Menurut Ambrosius, hingga kini warga dari ketiga desa terdampak turut waspada,
"Kami sempat dengar suara gemuruh dari gunung sehingga kami selalu waspada," terangnya.
Aktivitas Gunung Ili Lewotolok terus meningkat beberapa hari terakhir. Pada Jumat (24/3/2023), Gunung Ili Lewotolok meletus dengan tinggi kolom abu mencapai 700 meter di atas puncak atau sekitar 2.123 meter di atas permukaan laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 36,9 milimeter dan durasi kurang lebih 54 detik.
Gunung Ili Lewotolok kembali erupsi pada Minggu (26/3/2023) pukul 01.03 Wita. Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 700 meter di atas puncak atau kurang lebih 2.123 meter di atas permukaan laut.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah tenggara. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 18,1 mm dan durasi kurang lebih 56 detik," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok Stanis Arakian, Minggu (26/3/2023).
Letusan tersebut, kata Stanis, disertai gemuruh kuat dan teramati lontaran lava pijar kurang lebih 500 meter di atas puncak yang menyebar ke segala arah. "Saat ini Gunung Ili Lewotolok berada pada status Level II atau Waspada," kata Stanis.
Dengan status waspada tersebut, masyarakat di sekitar gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung, pendaki atau wisatawan untuk tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah dengan radius dua kilometer dari pusat aktivitas gunung tersebut.
"Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah Gunung Ili Lewotolok," kata Stanis.
Ia meminta masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok agar selalu waspada. Sebab, ada potensi ancaman bahaya lahar, terutama saat musim hujan.
Berikutnya, warga diimbau menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik. Warga yang berada di sekitar Gunung Ili Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
(iws/hsa)