Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Sugeng Mujiyanto menyebutkan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut. "Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 36.9 milimeter dan durasi kurang lebih 54 detik," katanya.
Saat ini, lanjutnya, Gunung Ili Lewotolok berada pada Status Level II (Waspada) dengan beberapa rekomendasi. Pertama, masyarakat sekitar maupun pengunjung/pendaki/wisatawan untuk tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas gunung.
Warga Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/ kawah gunung.
Rekomendasi berikutnya, warga diimbau untuk memakai masker untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik.Masyarakat juga diminta menggunakan perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
Rekomendasi ketiga, masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok, agar selalu waspada potensi bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
(efr/nor)