Lokasi longsor di Desa Colol, Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), merupakan bekas penambangan galian C. Bencana longsor ini merenggut nyawa satu anak dan dua anak-anak lainnya luka berat.
Kepala Desa Colol Valentinus Tombor mengatakan material longsor berasal dari bekas penambangan galian C jenis pasir yang berada di tengah pemukiman warga.
"Longsor di jalan Ruteng-Elar, jalan pemukiman, kebetulan bekas longsor ini bekas galian C, ada galian tambang pasir. Tempat longsor itu dalam pemukiman," kata Valens, Jumat (24/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan penambangan galian C itu dilakukan warga setempat untuk kepentingan komersial. Penambangan pasir itu sudah berlangsung hampir lima tahun.
"Ia (warga) menambang pasir untuk dijual," kata Valens.
Dengan insiden longsor yang merenggut korban jiwa, Valens mulai mempertimbangkan untuk menghentikan aktivitas penambangan galian C tersebut.
"Mungkin seperti itu nanti (menutup aktivitas penambangan pasir tersebut)," ujar Valens.
Diketahui, tiga anak-anak menjadi korban bencana longsor di Desa Colol tersebut. Satu orang meninggal dunia, yakni Alfrensius Putra Anugra Dio (9).
Sementara, dua anak lainnya luka berat, yaitu Chelfano Jafardi (8) mengalami patah tangan dan kaki, dan Yustinus Velendra (10) mengalami luka robek di kepala. Selain itu, satu rumah warga dan dua kios tertimbun longsor.
Bencana longsor itu terjadi seusai anak-anak belanja di sebuah kios di dekat lokasi longsor, tak jauh dari rumah mereka. Kios tersebut juga tertimbun longsor.
Saat itu anak-anak tersebut berada di jalan dekat kios usai belanja. Tiba-tiba longsor dari ketinggian sekitar 30 meter menerjang mereka. Anak-anak tertimbun material longsor setinggi dua meter lebih.
(BIR/efr)