Perang api gobog antara dua kampung di Kelurahan Mayura, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) berlangsung seru. Perang api gobog Kampung Negara Saka dengan Kampung Sweta ini digelar untuk menyambut Hari Raya Nyepi setelah mengarak puluhan ogoh-ogoh di seputaran Cakranegara.
Pecalang Kampung Sweta Komang Kertayasa mengatakan perang api yang berlangsung sekitar 15 menit tersebut dimaknai sebagai doa.
"Dua tahun lalu kami tidak lakukan. Harapannya setelah perang api hari ini wabah korona segera hilang," kata Kertayasa, Selasa (21/3/2023) sore di Mataram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Kertayasa perang api gobog ini meski dalam prosesinya terlihat serius, tapi sesungguhnya tidak menimbulkan rasa dendam di antara warga. Perang api dilakukan dengan penuh rasa damai dan kekeluargaan.
"Untuk yang luka itu memang sudah terbiasa. Nanti, yang luka kami obati. Tapi sudah biasa semuanya aman,* katanya.
Kapolsek Sandubaya Kompol Moh Nasrullah mengatakan jalannya perang api gobog terpantau sedikit memanas. Menurut Nasrullah insiden itu diduga karena ada yang terpengaruh alkohol.
"Ya situasi sedikit memanas. Mungkin itu pengaruh alkohol dan sebagainya," katanya.
Namun, kata Nasrullah, jalannya perang api gobog masih bisa diantisipasi dengan cepat setelah disiram dua mobil water canon milik Polres Kota Mataram.
"Ya tadi masing-masing tokoh di dua kubu sudah sepakat. Makanya perang api ini dilaksanakan sekitar 10 menit," kata Nasrullah.
"Makanya tadi kami siapkan water cannon apabila perang api tidak bisa dihentikan. Sehingga dengan padamnya api otomatis perang dihentikan," pungkasnya.
Dari pantauan detikBali, perang api yang dilakukan oleh dua warga kampung di Kecamatan Cakranegara dan Sandubaya Kota Mataram berlangsung seru.
Seorang warga dari kubu Kampung Sweta mengalami luka robek di bagian pelipis sebelah kiri. Rupanya korban terkena ikatan gobog yang diikat menggunakan kawat.
(hsa/gsp)