Pemilik rumah di dekat bibir sungai yang ambles di Kelurahan Montabaru, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), berharap respons cepat dari Pemkab Dompu. Sebab, jika dibiarkan terus-menerus, warga khawatir rumah mereka ikut ambles karena kondisi retakan sudah sangat parah.
Salah satu warga Jurwan (50) mengaku sangat khawatir dengan kondisi tersebut. Pasalnya, jarak rumahnya dengan bibir sungai hanya 2,5 meter, sementara satu meter di antaranya telah retak dan terancam ambruk.
"Yang jelas ada rasa khawatir, karena rumah saya ini di pinggir sungai. Kalau dibiarkan takutnya nanti retakan semakin parah dan ambles," kata Jurwan saat ditemui detikBali di rumahnya di Lingkungan 3, Rabu (8/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Jurwan, kondisi saat ini sudah sangat parah. Apalagi, sebagian tanggul penahan air di bibir sungai juga telah ambruk karena terus dihantam banjir. Ia pun berharap pemerintah melakukan normalisasi sungai.
"Kalau datang banjir lagi pasti akan longsor dan sampai ke rumah saya. Semoga cepat dibenahi atau diperbaiki, kalau bisa normalisasi juga sungai ini biar airnya tidak langsung masuk dan menabrak tanggul tembok," harapnya.
Jurwan menjelaskan awalnya sungai tersebut merupakan sungai lurus dan jaraknya sekitar 20 meter dari rumahnya. Namun, seiring berjalannya waktu, kondisi tersebut berubah. Sungai jadi membelok dan dekat dengan perumahan warga.
"Memang dasar awalnya sungai ini berada di sebelah utara, lurus waktu itu. Tapi, saya juga kurang paham sekarang bisa membelok begini," tuturnya.
Pantuan detikBali, kondisi bibir sungai tersebut sudah retak sekitar 50 meter. Terdapat 10 rumah berdekatan dengan tanah yang retak.
Titik retak yang awalnya untuk jalan sepeda motor, kini tak lagi bisa digunakan. Warga yang sehari-hari memanfaatkan jalan itu, kini tak bisa lagi menggunakan kendaraan dan hanya bisa dilewati untuk jalan kaki.
(irb/gsp)