Mensos Risma Serahkan 25 Kapal untuk Nelayan Sikka: Berawal Makan Siang

Mensos Risma Serahkan 25 Kapal untuk Nelayan Sikka: Berawal Makan Siang

Ambrosius Ardin - detikBali
Kamis, 02 Mar 2023 15:52 WIB
Menteri Sosial Tri Rismaharini saat meninjau pembuatan kapal nelayan  di Pantai Wairhubing, Desa Watuliwung, Kecamatan  Kangae, Kabupaten Sikka.
Foto: Menteri Sosial Tri Rismaharini saat meninjau pembuatan kapal nelayan di Pantai Wairhubing, Desa Watuliwung, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka. (Istimewa)
Manggarai Barat -

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyerahkan bantuan 25 unit kapal senilai Rp 6,48 miliar kepada 25 kelompok nelayan di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam kunjungan kerjanya ke daerah tersebut.

Risma mengungkapkan ide memberikan bantuan kapal itu bermula saat dirinya makan siang di salah satu rumah makan di Ende pada 1 Juni 2022. Ia melihat nelayan di sana sedang menjaring ikan di pinggir laut. Risma mengaku saat itu tidak tega melihat nelayan itu tidak bisa ke tengah laut karena tidak memiliki kapal.

"Ternyata mereka nggak punya perahu atau kapal untuk ke tengah laut sehingga mereka menjaring di pinggir laut," kata Risma dalam keterangan tertulis, Kamis (2/3/2023). Risma meninjau langsung pembuatan kapal itu di Pantai Wairhubing, Desa Watuliwung, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan Wali Kota Surabaya dua periode ini mengatakan nelayan rentan jatuh ke garis kemiskinan jika tidak diberikan akses atau alat menangkap ikan yang memadai. Ia kemudian memutuskan memberi bantuan kapal untuk nelayan di sana.

Kapal nelayan yang diberikan terbuat dari bahan fiber sehingga lebih ringan, tahan terhadap cuaca, perawatan lebih mudah, dan waktu produksi lebih singkat. Panjang kapal 10,5 meter dengan lebar dua meter. Kapal ini dapat menampung ikan sebanyak empat ton.

ADVERTISEMENT

Kapal fiber bermesin lima GT itu dibuat langsung di Sikka dengan mendatangkan ahli dari luar. Sebanyak 22 unit kapal sudah masuk tahap akhir atau mencapai penyelesaian 70 persen, sedangkan tiga unit kapal dalam tahap assembling.

"Kalau di luar mungkin harganya sampai Rp 400-an (juta). Kita bisa membuat kapal ini di sini, dengan warga di sini. Sehingga ada transfer of knowlegde untuk dia bisa membuat kapal sendiri. Kita buat molding-nya di sini," jelas Risma.

Selama ini, nelayan di sana melaut menggunakan perahu kayu dengan mesin ketinting (mesin tempel). Hasil tangkapan hanya ikan kecil yang jumlahnya sangat terbatas.




(hsa/gsp)

Hide Ads