Tanah longsor yang menutup Jalan Nasional Trans Timor KM 73, Kelurahan Takari, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), tak meninggalkan duka bagi warga terdampak. Longsor yang disebut mirip gunung bergeser itu ternyata membawa berkah hingga menjadi objek wisata dadakan.
Jualan di Lokasi Longsor
![]() |
Warga setempat, Ocy Tuka Doji (46) meraup cuan jutaan rupiah sehari dari berjualan di lokasi longsor. Pengguna jalan yang melintas hingga tim evakuasi ramai-ramai berbelanja di warung kecilnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ocy menceritakan awal mula punya ide berjualan di sana karena melihat banyak warga yang melintas di lokasi longsor harus mengantre panjang. Ia pun terpikirkan untuk menjual roti, rokok, minuman dingin, hingga camilan yang sekiranya dibutuhkan pengguna jalan yang menunggu antrean.
"Saya melihat setiap hari banyak yang melintas, sampai sini mereka berhenti (antre melintas), mencari minuman dingin dan camilan, makanya saya langsung belanja barang," jelasnya.
Dengan modal Rp 400 ribu, Ocy kemudian berbelanja kebutuhan warung seadanya. "Saya bilang ke suami untuk belanja seadanya saja. Bersyukur hasilnya malah banyak keuntungan," katanya, Kamis (23/2/2023).
Namun, dari modal kecil itu, Ocy terus mengembangkan warungnya hingga berhasil mengantongi keuntungan hingga jutaan rupiah. "Hasil dari membuka kios sehari Rp 1,7 juta. Lumayan bisa mengumpulkan uang untuk biaya kuliah anak," ujarnya.
Objek Wisata Dadakan
![]() |
Selain membawa berkah bagi Ocy, hal unik juga terjadi di lokasi longsor gunung bergeser. Kini, lokasi tersebut menjadi objek wisata dadakan. Sejumlah warga Kupang rela menempuh puluhan kilometer demi melihat lokasi longsor di Takari.
Salah satunya Elca Sulminah, yang datang bersama teman-temannya. Menurut Elca, longsor seperti gunung bergeser tersebut langka dan baru pertama kali dilihatnya. Karena itu, ia mengajak 25 temannya terdiri dari mahasiswa dan emak-emak.
"Karena informasi yang berkembang katanya gunung bergeser, jadi walaupun cukup jauh, kami ramai-ramai datang menyaksikan langsung," tutur Elca, Kamis (23/2/2023).
Mereka pun rela mengeluarkan uang Rp 385 ribu untuk menyewa mobil dari Kupang. Di sana, Elca sesekali memotret aktivitas orang-orang yang melintas.
Pengunjung lain, Helena mengaku terkejut saat hendak tiba di lokasi 'gunung bergeser'. Sebab, dia melihat ratusan ratusan mobil pengangkut barang antre panjang hingga berjam-jam.
"Sebelum kami sampai sini, sekitar tiga kilometer, saya terkejut karena antrean mobil panjang sekali. Saya kasihan sekali banyak bayi dan balita digendong lewat lokasi longsor," ujarnya.
Longsor setinggi 20 meter menutup Jalan Nasional Trans Timor KM 73 sejak Jumat (17/2/2023) malam. Akibatnya, akses transportasi enam kota dan kabupaten terputus.
Hingga saat ini, pembersihan material longsor Takari tak kunjung selesai. Tim gabungan pun berusaha membuka jalur alternatif untuk bisa dilalui masyarakat. Namun, jalur alternatif yang melewati lahan warga sepanjang mencapai 500 meter dan lebar 8 meter itu, baru rampung pada Senin pekan depan.
(irb/bir)