Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi menyebut pulau-pulau yang mendapatkan alat pendeteksi virus tersebut di antaranya Pulau Timor, Flores, dan Sumba. Penyerahan tiga alat itu dilakukan melalui program Australia Indonesia Partnership for Promoting Rural Incomes Through Support for Markets in Agriculture (Pirsma) dan program kemitraan Australia Indonesia untuk ketahanan kesehatan (AIHSP).
"Penyerahan tiga alat pendeteksi virus penyakit demam babi Afrika karena NTT memiliki kekayaan yang besar di bidang kemaritiman, potensi kelautan, bidang pertanian, dan peternakan," ujar Wagub Josef, Senin (13/2/2023).
Menurut Josef peternakan sapi, kerbau, kuda, babi, dan ayam sangat cocok dikembangkan di NTT. Ini didukung oleh iklim serta kondisi geografis. Namun peternakan tersebut belakangan mendapat ancaman virus.
Josef mengatakan tiga alat pendeteksi virus sangat dibutuhkan oleh para peternak di NTT. Menurut dia, ini salah satu upaya pemulihan sektor peternakan babi yang sangat terdampak virus demam babi Afrika.
"Alat ini tentu akan sangat dibutuhkan karena akan sangat membantu para peternak babi dalam mendeteksi virus ASF, mengingat diagnosis dapat dilakukan lebih cepat sehingga pengendalian dapat segera dilakukan," katanya.
NTT memiliki populasi babi terbesar di Indonesia. Pada 2020, penularan cepat virus ASF di NTT mengakibatkan kematian lebih dari 500 ribu ekor babi. Wabah baru virus ASF membuat NTT menjadi daerah yang paling terdampak di Indonesia. Baik secara ekonomi maupun budaya.
(hsa/nor)