Sekjen KLHK dan Dubes RI untuk UNESCO Tinjau Sarpras Wisata Pulau Rinca

Manggarai Barat

Sekjen KLHK dan Dubes RI untuk UNESCO Tinjau Sarpras Wisata Pulau Rinca

Ambrosius Ardin - detikBali
Rabu, 01 Feb 2023 22:40 WIB
Duta Besar/Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO Ismunandar, Sekjen KLHK Bambang Hendroyono dan Kepala BTNK Lukita Awang menyusuri Elevated Deck di Loh Buaya, Pulau Rinca, Rabu (1/2/2023).
Duta Besar/Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO Ismunandar, Sekjen KLHK Bambang Hendroyono dan Kepala BTNK Lukita Awang menyusuri Elevated Deck di Loh Buaya, Pulau Rinca, Rabu (1/2/2023). (Ambrosius Ardin/detikBali)
Manggarai Barat -

Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Sekjen KLHK) Bambang Hendroyono bersama Duta Besar/Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO Ismunandar mengunjungi Resort Loh Buaya di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Rabu (1/2/2023).

Keduanya meninjau sarana dan prasarana (sarpras) atau infrastruktur pendukung wisata yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sarpras itu sudah diresmikan presiden Jokowi pada Juli 2022 dan mulai digunakan bersamaan dengan dibukanya kembali Loh Buaya pada Oktober 2022. UNESCO sendiri sudah ke sana untuk menilai keberadaan sarpras tersebut.

"Saat ini diperlihatkan bagaimana populasi (komodo di Pulau Rinca) ini dari tahun ke tahun meningkat," kata Bambang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya berbagai infrastruktur tersebut bertujuan untuk menjaga keberlangsungan komodo di Pulau Rinca. Selain itu, pembangunan sarpras tersebut juga memberi jaminan keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung.

"Seluruh fasilitas yang dibangun dapat menguatkan kembali kawasan konservasi bahwa ketika dikelola dengan pendekatan berbasis masyarakat dan memberikan kesempatan mitra-mitra, termasuk mitra kerja koperasi telah berjalan sekian lama ini, Insyaallah menjadi role model," lanjut dia.

ADVERTISEMENT

Dengan berbagai fasilitas itu, ia optimis kunjungan wisatawan ke Pulau Rinca akan meningkat. Ia mencontohkan keberadaan museum, suvenir, dan kuliner menjadi daya tarik bagi wisatawan.

"Nanti akan ada trekking yang dibuka kembali setelah sebelumnya ditutup untuk penguatan fasilitas ini. Insyaallah akan menjadi pulau yang didatangi (banyak) wisatawan mancanegara," kata Bambang.

Menurutnya kedatangan Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO Ismunandar juga bisa meyakinkan dunia internasional tentang kondisi di Loh Buaya, termasuk daerah lain di Indonesia.

"Pak Dubes sudah lihat sendiri dan bercerita nanti di dunia internasional ya di wilayah Indonesia itu seandainya ada informasi begitu (negatif) oh nggak seperti itu, setelah dilihat begini, begini," ujar Bambang.

Sementara itu, Ismunandar mengatakan tim UNESCO sudah turun ke lokasi untuk menilai pembangunan sarpras dan dampaknya bagi komodo maupun lingkungan di sana. Laporan lisan yang diterimanya, UNESCO memberi penilaian positif terhadap sarpras di Pulau Rinca.

Ia berharap laporan resmi UNESCO nanti memberi penilaian positif. "Mudah-mudahan betul nanti di dalam laporan resminya (positif). Lagi-lagi komodo aman posisinya di daftar warisan dunia UNESCO itu tidak dalam bahaya," kata Ismunandar.

Diketahui, sarpras wisata yang dibangun di Resort Loh Buaya adalah dermaga dan pengaman pantai. Ada juga jalan jerambah (elevated deck) sepanjang sekitar 300 meter, dari dermaga hingga Niang Komodo. Wisatawan yang mengunjungi Loh Buaya melihat komodo dari elevated deck ini.

Berikutnya ada tiga bangunan untuk penginapan ranger, peneliti, dan pemandu wisata. Di ujung elevated deck terdapat Niang Komodo, bangunan yang di dalamnya terdapat museum, kafetaria, dan tempat souvenir, serta Komodo Information Center.

Di Museum Niang Komodo terdapat sepasang rangka komodo betina dan jantan. Museum itu juga memuat dua peta video interaktif, 53 panel diaroma, dan delapan panel Taman Nasional Komodo Heroes. Peta interaktif dan diaroma merangkum ragam biodiversitas daratan maupun perairan di Taman Nasional Komodo.




(iws/BIR)

Hide Ads