Diabetes Tak Sembuh-sembuh, Wanita di Lombok Tengah Gantung Diri

Diabetes Tak Sembuh-sembuh, Wanita di Lombok Tengah Gantung Diri

Ahmad Viqi - detikBali
Kamis, 19 Jan 2023 13:27 WIB
Warga Dusun Repuk Tunjang Timur, Desa Taman Indah, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah insial H (47) ditemukan tewas gantung diri oleh anak korban.
Foto: Warga Dusun Repuk Tunjang Timur, Desa Taman Indah, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah insial H (47) ditemukan tewas gantung diri oleh anak korban. (ISTIMEWA)
Mataram -

Perempuan 47 tahun berinisial H ditemukan tewas tergantung di terali jendela kamarnya di Dusun Repuk Tunjang Timur, Desa Taman Indah, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. Diduga dia nekat gantung diri karena depresi menderita diabetes yang tak kunjung sembuh.

Kapolsek Pringgarata AKP Sulyadi Muchdip menyampaikan H ditemukan tewas tergantung pada Rabu (18/1/2023) sekitar pukul 16.00 Wita oleh anaknya berinisial NS (10). Saat itu H dalam kondisi leher tergantung dengan menggunakan tali nilon di terali jendela ruang salat dengan posisi berlutut.

"Melihat ibunya tergantung, anak ini memberitahukan ke adik korban inisial R perempuan (44)," kata Muchdip, Kamis (19/1/2023) dalam keterangannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adik korban melihat H tergantung kemudian berteriak meminta pertolongan serta berusaha menurunkan H. Dia juga berupaya memberikan pertolongan dengan cara menyiram air ke badan H, tapi tidak ada reaksi.

"Berdasarkan keterangan saksi. Saat tubuh korban diturunkan, bagian anus mengeluarkan tinja," kata Muchdip.

Setelah dilakukan pemeriksaan luar di Puskesmas Pringgarata ditemukan adanya luka lecet pada bagian leher yang diduga bekas jeratan tali nilon.

Diduga, H yang selama ini tinggal di rumah adiknya itu nekat bunuh diri lantaran depresi menderita penyakit diabetes.

Hal tersebut berdasarkan keterangan keluarga. Yakni penyakit diabetes yang diderita H 2 tahun terakhir tak kunjung sembuh.

"Korban ini pernah juga melakukan upaya bunuh diri beberapa waktu lalu dengan cara melompat ke dalam sumur. Waktu itu dapat digagalkan oleh saudara korban," kata Muchdip.

"Keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi. Menerima kejadian tersebut sebagai sebuah musibah," kata Muchdip.




(hsa/iws)

Hide Ads