"31 Desember 2022 sampai tanggal 2 Januari 2023 itu angin kencang, kerusakannya mulai dari situ," kata Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur, Eduard J. Fernandez, Senin (2/1/2023).
Angin kencang menerjang hampir di seluruh wilayah Flores Timur. Ada di Pulau Adonara, Solor, dan di Flores daratan.
"Yang rusak ada rumah, fasum ada, ada RS, ada sekolah, jaringan PLN," lanjut dia.
BPBD Kabupaten Flores Timur melaporkan, terdapat 39 rumah mengalami kerusakan. Dengan rincian 22 rumah rusak berat dan 17 rumah rusak ringan.
Ada dua dapur mengalami kerusakan, masing-masing mengalami kerusakan berat dan ringan. Berikutnya ada lima fasum yang mengalami kerusakan.
Dua fasum mengalami kerusakan ringan yakni Kantor BPBD Larantuka di kelurahan Waihali, Kota Larantuka, dan RSUD Larantuka di kelurahan Sarotari Timur, Kota Larantuka. Sementara tiga fasum mengalami kerusakan berat, yakni Gedung UNBK SMAN 1 Larantuka di Kelurahan Waihali, Kota Larantuka, dan Kantor Desa Kokotobo serta SDK Kokotobo di kecamatan Adonara Tengah.
Rumah, dapur dan fasum yang rusak itu ada yang atapnya terangkat dan yang lainnya roboh tertimpa pohon tumbang karena angin kencang. "Rumah permanen yang rusak. Atap diangkat sama angin, ada yang karena tertimpa pohon tumbang sehingga rumahnya juga mengalami rusak berat juga. Ada selasar dan satu bangsal perawatan pasien rumah sakit rusak karena pohon beringin tumbang," jelas Edu.
Saat ini angin kencang masih terjadi di Flores Timur. Sesuai prakiraan BMKG, angin kencang masih terjadi beberapa hari ke depan, baru sedikit mereda pada 5 Januari nanti.
"Ini masih keadaan angin, bisa juga ada lagi rumah-rumah yang rusak itu," ujar Edu.
Untuk rumah-rumah yang rusak akan mendapat bantuan dari BPBD setempat. Untuk antisipasi lebih lanjut dampak angin kencang, BPBD telah melakukan koordinasi dengan pemerintah desa/kelurahan dan masyarakat setempat.
"Masyarakat juga diimbau untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti bencana banjir, tanah longsor dan angin puting beliung," pungkas Edu.
(nor/gsp)