Tarif Kereta Gantung Rinjani Rp 600 Ribu!

Round Up

Tarif Kereta Gantung Rinjani Rp 600 Ribu!

Tim detikBali - detikBali
Jumat, 30 Des 2022 06:00 WIB
Kereta Gantung Gunung Seorak
Ilustrasi kereta gantung. Foto: (Afif Farhan/detikTravel)
Mataram -

Pembangunan proyek kereta gantung Rinjani telah dimulai sejak 18 Desember 2022. Untuk bisa menaiki kereta gantung Rinjani, setiap wisatawan bakal dikenakan tarif Rp 600 ribu untuk sekali naik.

"Sekitar Rp 600 ribu (per orang)," ungkap Production Manager PT Indonesia Lombok Resort Ahui, Kamis (29/12/2022).

Kereta gantung Rinjani yang nantinya memiliki panjang lintasan 10 kilometer itu bisa mengangkut hingga 10.000 orang per harinya. Hal tersebut sudah sesuai dengan peta perencanaan kereta gantung Rinjani.

"Untuk target wisatawan menggunakan kereta Gantung itu capai 8.000-10.000 orang nanti ya," ujar Ahui.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembangunan kereta gantung Rinjani akan dibangun di atas kawasan hutan seluas 500 hektar di luar kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Pembangunan kereta gantung Rinjani yang diperkirakan akan menelan anggaran sebesar Rp 2,2 triliun itu nantinya akan menjual konsep kelestarian hutan di kawasan luar TNGR.

Kereta gantung Rinjani bakal menjadikan Lombok sebagai pusat pariwisata dunia. Kereta gantung Rinjani nantinya akan terkoneksi dengan berbagai fasilitas pariwisata. Sesuai rencana, akan dibangun pula dua unit resort di sekitar kawasan tersebut.

ADVERTISEMENT

Pengeboran Lintasan Kereta Dimulai Setelah Imlek 2023

Proses pengambilan sampel pengeboran lintasan Kereta Gantung Rinjani di Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) dilakukan setelah perayaan Imlek atau pada akhir bulan Januari 2023.

Menurut Ahui, pihaknya masih mempersiapkan tim untuk melakukan proses pengeboran lintasan Kereta Gantung Rinjani. Selain itu tim sedang menyiapkan impor mesin bor dari China ke Indonesia.

"Untuk pengeboran ini setelah perayaan Imlek 2023 karena investor akan kembali ke negaranya dulu untuk perayaan Imlek sambil menyiapkan alat bor di sana," kata Ahui.

Mesin bor lintasan itu akan dibawa secara manual menggunakan kendaraan ke titik lokasi pembangunan lintasan Kereta Gantung di hutan Desa Karang Sidemen tersebut. "Mesin bor ini tidak mungkin dibawa manual oleh manusia karena medan di lokasi tidak memungkinkan. Mesinnya kan digerakkan listrik maka harus membawa genset juga," jelas Ahui.

"Jadi tidak mungkin bisa dibawa sampai lokasi paling atas stasiun Kereta Gantung untuk pengujian sampel batuan dalam tanah. Jadi harus pakai mesin dan akan diimpor dari China," tambah Ahui.




(nor/gsp)

Hide Ads