Ahli hama dan tanaman Politeknik Pertanian Negeri Kupang Yos da Lopez mengungkap penyebab munculnya jutaan hama belalang di Desa Netemnanu Selatan, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurutnya penyebab kemunculan belalang diperkirakan akibat pembukaan lahan terbuka yang ditumbuhi rumput liar. Sehingga menjadi lokasi sentral untuk kawin belalang. Hal ini semakin memicu pergeseran fase belalang ke fase gregarious dan bermigrasi mengikuti arah angin dengan kecepatan 5 kilometer per jam.
"Kalau musim hujan terlalu dini akan merangsang belalang untuk menetas. Jika musim hujan berlangsung selama satu minggu dan terjadi peningkatan populasi belalang," beber Yus saat diwawancarai detikBali Rabu (21/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yos da Lopez menjelaskan asal usul jutaan belalang membutuhkan data yang pasti karena Indonesia belum punya data. Tapi pada dasarnya belalang itu ada yang awalnya mereka hidup sendiri. Lalu berteman membentuk kelompok untuk bermigrasi bersama mencari makanan.
Kepadatan populasi yang tinggi karena terjadi pergeseran fase soliter (hidup sendiri) menjadi gregarious (berteman/berkelompok) dan migrasi.
"Indonesia belum punya data yang pasti terkait asal usul belalang tapi pada dasarnya belalang itu sudah ada," jelasnya.
Ia mengatakan jika musim kemarau panjang berlangsung hingga Desember, maka telur yang diletakkan pada Juli sampai November akan menetas bersamaan pada Desember. Jika musim hujan terlalu dini akan merangsang belalang untuk menetas.
Jika musim hujan berlangsung selama satu minggu, itu juga akan meningkatkan populasi.
Yus mengatakan, munculnya jutaan belalang juga berpotensi merugikan warga. Terutama yang memiliki tanaman.
"Mereka umumnya lebih suka tanaman hortikultura daripada padi atau jagung. Tapi berpotensi merusak tanaman karena kepadatan populasi sangat tinggi maka tanamam padi dan jagung bisa dimakannya untuk bertahan hidup," ujarnya saat dikonfirmasi detikbali, Rabu, (21/12/2022).
(hsa/dpra)