Sambut Turis ke Labuan Bajo, Desa Wisata Dipoles Memikat Wisatawan

Manggarai Barat

Sambut Turis ke Labuan Bajo, Desa Wisata Dipoles Memikat Wisatawan

Ambrosius Ardin - detikBali
Jumat, 16 Des 2022 13:34 WIB
Labuan Bajo adalah sebuah pelabuhan kecil yang sangat menakjubkan. Barisan kapal-kapal nelayan, dengan pemandangan pulau-pulau kecil yang eksotis di belakangnya, seakan memanjakan mata untuk berlama-lama di sini.
Labuan Bajo. Foto: Agung Pambudhy
Manggarai Barat -

Kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT diprediksi akan meningkat pada tahun 2023 menyusul pembatalan kenaikan tarif masuk Rp 3,7 juta ke Taman Nasional Komodo (TNK). Dalam menyambut wisatawan di tahun 2023, sejumlah destinasi wisata di Labuan Bajo mulai dipoles untuk memikat wisatawan.

Biawak Komodo, Pulau Padar, dan keindahan alam bawah laut di TN Komodo, selain sejumlah destinasi wisata di Kota Labuan Bajo, tetap menjadi daya tarik utama wisatawan berkunjung ke sana.

Selain menikmati destinasi wisata di dua kawasan tersebut, wisatawan akan didorong untuk mengunjungi spot-spot wisata yang tersebar di berbagai desa wisata di Kabupaten Manggarai. Beberapa di antaranya adalah gua istana ular di desa Galang, air terjun Cunca Wulang di desa Cunca Wulang, dan View point puncak watu api di desa Liang Ndara.

"Misi utama kita adalah membawa wisatawan ke desa karena dari data yang kami miliki, hasil survei yang kami miliki hampir 90 persen aktivitas wisatawan itu di TN Komodo dan Labuan Bajo," kata Kepala Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat Pius Baut di Labuan Bajo, Jumat (16/12/2022).

Saat ini ada 94 desa wisata di Manggarai Barat yang ditetapkan oleh Surat Keputusan Bupati. Penetapan desa wisata ini dengan mempertimbangkan ada atau tidaknya daya tarik di desa itu, atau potensi daya tarik wisata di desa tersebut.

Sejumlah desa wisata sudah dikembangkan untuk bisa memikat kunjungan wisatawan. Sebagian besar daya tarik utama desa wisata di Manggarai Barat adalah wisata alam, seperti air terjun, gua, pertanian, perkebunan, bukit, lembah dan lainnya. Sejumlah desa wisata juga menyuguhkan daya tarik utamanya adalah atraksi budaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita mengembangkan destinasi-destinasi di desa sehingga bisa bawa wisatawan ke desa. Jadi persiapkan dulu. Semoga tahun depan banyak desa yang bisa kita kembangkan," ujar Pius Baut.

Ia mengatakan, kunjungan wisatawan ke desa akan memberi dampak ekonomi bagi warga di desa tersebut. Warga bisa menjual paket menginap di homestay, atau menjual berbagai produk ekonomi kreatifnya.

"Dengan paket menginap akan berdampak pada masyarakat karena kami juga memberi pelatihan ekonomi kreatif, pengemasan produk, kita bantu HAKI (hak kekayaan intelektual), kita urus izin supaya masyarakat siap menjual produknya," jelas Pius Baut.

Dalam mengembangkan desa wisata melalui program fasilitasi masyarakat desa wisata (Fasmadewi), Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat menempatkan fasilitator untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat desa. Tahun ini baru dua desa wisata yang dikembangkan, yakni Desa Loha dan Desa Coal.

Selama 10 bulan pendampingan desa wisata tersebut, diberikan sejumlah pelatihan seperti pengelolaan homestay, pelatihan kepemanduan, kuliner, tata kelola keuangan, digitalisasi marketing hingga pelatihan kelembagaan kelompok sadar wisata (Pokdarwis),

"Konsepnya adalah dari masyarakat yang belum paham pariwisata, belum paham bagaimana mengemas produk pariwisata, dari tidak tahu sampai pada dipasarkan melalui media sosial," jelas Pius Baut.




(nor/dpra)

Hide Ads