Wagub Rohmi Cek TPST Kebon Kongok, Produksi RDF Masih Minim

Lombok Barat

Wagub Rohmi Cek TPST Kebon Kongok, Produksi RDF Masih Minim

Ahmad Viqi - detikBali
Kamis, 01 Des 2022 16:27 WIB
Gunungan sampah di TPA Kebon KongokDesa Suka Makmur Kecamatan Gerung Lombok Barat, Kamis (1/12/2022).
Foto: Gunungan sampah di TPA Kebon KongokDesa Suka Makmur Kecamatan Gerung Lombok Barat, Kamis (1/12/2022). (Ahmad Viqi/detikBali)
Mataram -

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus memantau perkembangan penyelesaian pembangunan mesin sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kebon Kongok Desa Suka Makmur Kecamatan Gerung Lombok Barat. Wakil Gubernur (Wagub) NTB Sitti Rohmi Djalilah optimis tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) bisa jadi solusi ratusan ton sampah tiap hari.

Sejauh ini, dalam sehari mesin RDF yang diintegrasikan di TPST Kebon Kongok tersebut baru bisa produksi Refused Derived Fuel (RDF) energi pengganti batubara di PLTU Jeranjang Kabupaten Lombok Barat baru capai 5 ton dalam sebulan.

Ditemui di sela kunjungan di TPA Kebon Kongok, Wagub Sitti Rohmi Djalilah mengatakan bahwa proses produksi RDF pada mesin pengelola sampah TPST di TPA Kebon Kongok ditarget bisa menghasilkan puluhan ton sampah daur ulang dalam sehari sebagai pengganti energi batubara di PLTU Jerangjang Lombok Barat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nanti kalau sudah jadi kapasitasnya bisa input sampah 120 ton tiap hari. Kemudian dari hasil daur ulang menjadi pelet inilah yang akan dikirim ke PLTU Jeranjang," kata Rohmi kepada detikBali, Kamis (1/12/2022) di TPA Kebon Kongok.

Namun, hingga saat ini mesin produksi RDF yang masih terus dikerjakan di TPA Kebon Kongok baru menghasilkan 5 ton RDF dalam sebulan yang dikirim ke PLTU Jeranjang sebagai pengganti energi batubara.

"Ya pastilah kita optimislah ya. Nanti yang bisa merinci angkanya itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup NTB ya," kata Rohmi.

Di tempat yang sama Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB Julmansyah mengatakan mesin RDF itu ditargetkan bisa input sampah sebanyak 120 ton dalam sehari tahun 2023 nanti.

Dari 120 ton sampah yang dimasukan ke dalam mesin di TPST itu akan menghasilkan 15 ton pelet yang akan dibawa ke PLTU Jeranjang dalam sehari.

"Ya dalam sehari nanti ada 120 ton yang diinput ketika sudah rampung. Nanti output dalam bentuk pelet itu kita bawa ke PLTU Jeranjang," katanya.

Ada pun kebutuhan produksi RDF di TPST Kebon Kongok yang akan dikirim ke PLTU Jeranjang dalam bentuk energi baru pengganti batubara baru berada di kisaran 15 ton dalam sehari.

"Intinya ke depan metode cofiring dari batubara ini kita optimis ya bisa atasi sampah di NTB," kata Julmansyah.

Untuk diketahui pengerjaan pembangunan TPST dan mesin produksi RDF tersebut akan menelan anggaran Rp 30,5 miliar dari dana pinjaman Bank Dunia Indonesia Tourism Development Project (ITDF) tahun anggaran 2022. Untuk pengerjaan TPST dan mesin RDF itu dikerjakan oleh dua rekanan yakni PT. Pola Teknik Konsultan KSO dan PT. Perancang Adhinusa akan rampung pada akhir tahun 2023 mendatang.

Selain itu, dalam sehari kapasitas penimbunan sampah di TPA Kebon Kongok bisa mencapai 300 ton sampah. Sampah-sampah tersebut datang dari Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram.




(hsa/dpra)

Hide Ads