Sejumlah pengamen dan pengemis dari kalangan anak-anak masih marak di seputaran kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Beberapa di antara anak-anak itu bahkan mengaku sengaja diperintah keluarganya sendiri.
Pengemis anak-anak kerap mendatangi pengunjung di wilayah pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Majapahit dan Airlangga Kota Mataram. Salah satu pengemis anak perempuan asal Kecamatan Mataram ditemui detikBali pada Sabtu malam (26/11/2022) kemarin mengaku ia sengaja mengemis atas perintah bibinya.
"Sehari dapat Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu. Nanti itu saya kasi ke bibi. Katanya sih ditabung untuk biaya masuk SMP besok," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anak yang baru duduk di bangku kelas 5 SDN itu juga mengakui bahwa ia mengemis kurang lebih selama 5 tahun lamanya. Hal tersebut ia lakukan sejak ibu dan bapaknya bercerai tahun 2017 lalu.
"Sudah pisah. Saya tinggal sama bibi dan nenek. Apa tidak takut ditangkap? Saya tidak pernah ditangkap kok," tegas anak perempuan tersebut.
Satu pengemis anak lainnya pun mengakui sengaja meminta-minta ke pengunjung PKL di seputaran Kota Mataram. Bahkan anak itu mengaku terpaksa meminta-minta karena tidak diurus oleh keluarganya.
"Ibu saya pergi ke Saudi. Bapak ada di rumah. Tapi saya tinggal di rumah bibi," ungkap anak laki-laki yang saat itu ditemui di seputaran lapak di sisi timur Taman Budaya NTB di Kota Mataram.
Anak yang baru duduk di bangku kelas 6 SDN di Kota Mataram itu juga mengaku tak sendirian meminta uang di sejumlah pengunjung yang nongkrong di lapak-lapak samping Taman Budaya NTB tersebut. "Ada juga teman saya yang lain," katanya.
Dinsos Laporkan Dugaan Eksploitasi Anak
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram Sudirman tak menampik jika masih banyak anak-anak pengemis dan pengamen di seputaran wilayah Kota Mataram. Terkait dugaan eksploitasi anak, Sudirman mengaku setidaknya ada 4 anak yang dipekerjakan oleh keluarga mereka sendiri.
"Nggih itu benar. (anak dipekerjakan orangtuanya) ada 4 orang. Ada 3 dari Kelurahan Gomong Kecamatan Selaparang dan 1 dari Kelurahan Bintaro Ampenan," ungkap Sudirman, Minggu (27/11/2022).
Terkait dugaan eksploitasi anak, Dinsos Kota Mataram telah melaporkannya ke Polresta Mataram sejak satu bulan yang lalu.
"Kami sudah laporkan ke reskrim Polresta Mataram 1 bulan yang lalu. Sedang didalami kasus ini sama kepolisian. Semoga segera ada solusi dari Polresta," jelasnya.
Tersebar di Beberapa Tempat
Bahkan untuk pengemis anak-anak di Kota Mataram itu memang tersebar di beberapa tempat dan waktu yang berbeda. Bahkan biasanya anak-anak yang ngemis ini adalah orang yang berbeda-beda.
"Sama juga dalam kondisi situasional dan mereka biasanya di lapak PKL-PKL milik warga. Mereka kan keluar di malam hari yang berada di trotoar Kota," katanya.
Menurut dia, setiap Senin malam, pihak Dinas Sosial tetap rutin melakukan operasi gabungan (Opgab) penyisiran pengamen dan pengemis anak di Kota Mataram.
Namun hingga per hari ini tanggal 27 November 2022 belum ada anak yang ditemukan ngamen dan minta-minta di Kota Mataram.
"Nggih pasti kita tertibkan setiap Senin malam. Karena itu kita sudah jadwalkan Opgab dengan OPD terkait," katanya.
Dia pun meminta kepada masyarakat Kota Mataram dan pengunjung di Kota Mataram, jika menemukan hal serupa seperti anak mengamen dan meminta di jalan untuk dilaporkan ke pihak Dinas Sosial Kota Mataram.
"Sejauh ini anak ngamen belum ada yang kita amankan ya. Kalau ada pasti kita tertibkan ya," pungkasnya.
(nor/dpra)