Terkuak! Anak Aniaya Ibu hingga Tewas di Manggarai Usai Dengar Bisikan

Terkuak! Anak Aniaya Ibu hingga Tewas di Manggarai Usai Dengar Bisikan

Ambrosius Ardin - detikBali
Rabu, 26 Okt 2022 20:18 WIB
Jenazah Yuliana Ide (65) korban tewas akibat dianiaya anak kandung di Dusun Mbawar, Desa Bajak, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Jenazah Yuliana Ide (65) korban tewas akibat dianiaya anak kandung di Dusun Mbawar, Desa Bajak, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. (Foto: IST)
Manggarai -

Penanggung jawab kondisi kejiwaan pasien RSJ Renceng Mose Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Bruder Honorius Suryadi, menyebutkan Anastasia Mulni (27), menderita Skizofrenia.

Menurutnya, Anastasia tega melakukan penganiayaan terhadap ibu kandungnya sendiri hingga tewas karena mendapat bisikan akibat dari halusinasi.

Korban adalah Yuliana Ide (65), warga Dusun Mbawar, Desa Bajak, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peristiwa tragis itu terjadi pada Senin (24/10/2022) sekira pukul 16.00 Wita. Pelaku saat ini dirawat di RSJ Renceng Mose sejak malam usai peristiwa mengerikan itu terjadi.

"Ibu Anastasia ini menderita Skizofrenia jenis paranoid atau gangguan halusinasi pendengaran. Dia melakukan prilaku kekerasan karena 'bisikan' karena diperintahkan oleh halusinasinya," kata Bruder Honorius Suryadi, Rabu (26/10/2022).

ADVERTISEMENT

Prilaku kekerasan penderita Skizofrenia jenis ini bisa muncul sewaktu-waktu. Jika penderita mendengar perintah halusinasi, maka ia akan melakukan kekerasan, seperti yang dilakukan Anastasia terjadap ibu kandungnya. "Ini tergantung suara yang perintah di halusinasinya," jelas Bruder Honorius.

Penderita Skizofrenia seperti Anastasi ini, kata dia, harus disiplin menjalankan terapi obat agar penyakit yang berujung pada perilaku kekerasan itu tak kambuh.

"Kalau dia rutin minum obat masih bisa stabil. Kami tidak berani katakan sembuh, namun cukup katakan stabil. Ini seperti hipertensi/diabet, kalau rutin minum obat maka bisa stabil, tapi kalau saat stabil abaikan mnum obat maka kemungkinan kambuh masih bisa," jelasnya.

Ia melanjutkan, penanganan pasien depresi yang berkembang jadi paranoid cukup sulit. "Obat yang diberikan untuk bisa lupakan masa lalu dan merajut kembali kehidupan baru tanpa kekerasan," ujar Bruder Honorius.

Baca selengkapnya di halaman berikutnya:

Untuk kondisi Anastasia saat ini belum boleh ditanyakan peristiwa penganiayaan yang dilakukannya kepada Ibu kandungnya. Termasuk oleh penyidik kepolisian.

"Pasien ini dalam jangka waktu agak lama tidak boleh ditanya atau ungkit-ungkit msalah yang dia lakukan. Kalau nekat bisa jadi ada korban berikutnya," tegasnya.

Pelaku diketahui mengalami masalah ganggun jiwa sejak kembali merantau dari Kalimantan pada September tahun lalu. Sejak itu Ia mendapat perawatan medis dan pendampingan yang intens dari petugas Puskesmas Reo.

Pelaku juga rupanya sempat rawat jalan di RSJ Renceng Mose Ruteng, sekira empat bulan lalu. Saat itu, Ia diantar oleh suami dan Ibunya, yang kini menjadi korban penganiayaan yang dilakukannya.

"Pasien pernah rawat jalan sejak tanggal 14 Juni 2022, saat itu juga diantar oleh suami dan Ibunya yang kemarin jadi korban," ungkap Bruder Honorius.

Saat dirawat di RSJ tersebut, pelaku diberikan obat. Kondisinya pun bisa tenang. Namun, gangguan kejiwaannya kambuh hingga berujung penganiayaan hingga tewas terhadap Ibu kandungnya.

Bruder Honorius menyebut, gangguan jiwanya kambuh karena tidak melanjutkan terapi minum obatnya. Kondisi ekonominya yang membuat terapi itu terhenti di tengah jalan.

"Saat minum obat pasien tenang, bisa aktivitas biasa. Namun saat obat habis dan tidak bisa lanjut terapi obat karen tidak ada biaya untuk beli obat sehingga kambuh dan terjadi pristiwa tanggal 24 Oktober yang lalu (penganiayaan terhadap Ibunya hingga tewas)," jelasnya.

Baca selengkapnya di halaman berikutnya:

Peristiwa penganiayaan Ibu kandung hingga tewas ini bermula ketika pada hari kejadian sekira pukul 10.00 Wita, pelaku mengejar anak-anak yang sedang bermain di lapangan di depan rumah adat setempat. Melihat tingkah pelaku, suami korban dan suami pelaku mengikat kedua tangannya.

Korban kemudian diminta untuk menjaga pelaku di rumah karen mereka mau berangkat ke kebun.

Sekira pukul 16.00 Wita, korban melihat pelaku sedang tidur dengan posisi kedua tangan masih terikat. Merasa situasinya aman, korban meninggalkan pelaku, menjemur kemiri di halaman rumah.

Sial bagi korban, pelaku rupanya berhasil melepaskan tali pengikat tangannya.

Pelaku kemudian mendatangi korban dengan membawa alu, dan memukul kepala korban. Korban tak menyadari kedatangan pelaku. Pelaku langsung memukul korban sebanyak tiga kali pada bagian punggung, tengkuk dan pelipis bagian kanan hingga meregang nyawa.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video Viral Anak Aniaya dan Usir Ibu Kandung di Probolinggo"
[Gambas:Video 20detik]
(dpra/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads