Lapak pedagang kaki lima (PKL) milik Nur Halimah (29) asal Kelurahan Dasan Agung Kecamatan Selaparang Kota Mataram laris manis. Ibu dua anak ini ketiban untung karena dagangannya banyak diserbu saat ribuan mahasiswa demo penolakan harga BBM di depan kantor DPRD NTB.
Nur sapaannya, sudah dua kali bolak-balik ke pasar membeli barang dagangan seperti rokok, air mineral, es dan jajanan karena laris dibeli para pendemo.
"Ini sudah dua kali kita bolak-balik beli barang dagangan ke pasar. Tadi dua pak rokok langsung habis. Dua dus air mineral juga ludes dibeli oleh pendemo," cerita Nur pemilik lapak di depan Kantor DPRD NTB, tepat di sebelah kantor Dinas Kominfotik di Jalan Udayana Kota Mataram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tidak ikut demonstrasi, Nur mengaku pro terhadap semua tuntutan ribuan mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM bersubsidi. Meski begitu Nur takut juga terkena dampak ketika para massa ricuh saling kejar-kejaran dengan aparat di depan warungnya.
"Tadi aja ada yang kejar-kejaran. Kita takut kan. Dulu pernah kejadian kita kena lemparan batu dari pendemo tahun 2019 lalu," kata Nur.
Menurutnya, harga kebutuhan pokok di pasar tradisional di Pasar Dasan Agung pun mulai naik per tanggal 5 September 2022. Untuk harga telur saja sudah capai Rp 68 per tray (isi 30 butir).
"Harga rokok juga otomatis naik sebesar Rp 2.000 per bungkus," kata Nur.
Sejak membuka lapak pukul 07.00 Wita pagi bersama orang tuanya Risnah (69) sudah mendapat pemasukan sebesar Rp 1 juta. Tak seperti hari biasanya, Nur hanya mampu menjual dagangannya sampai Rp 300 ribu hingga Rp 350 ribu.
"Ya kami harap harga bahan pokok, gula, BBM, gula, beras dan minyak goreng semuanya bisa turun. Seharusnya ya," kata Nur.
Di sisi lain, pemerintah Provinsi NTB juga saran Nur harus segera membuat program bantuan kepada warga yang terdampak karena kenaikan harga BBM di NTB.
"Walaupun kami tidak mengerti ekonomi, ya kami harap dapat bantuan. Pada intinya kami sepakat satu suara dengan pendemo harga BBM tidak harus naik seperti sekarang," pungkas Nur.
Sebelumnya, demo ribuan mahasiswa dari berbagai aliansi terkait kenaikan BBM di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi NTB, Senin siang (5/9/2022) berujung ricuh.
Para mahasiswa nampaknya membawa miniatur keranda mayat dan dibakar di depan kantor DPRD NTB. Selain itu, para mahasiswa mendorong memaksa masuk di gerbang kantor DPRD NTB.
Ketua Pengurus Koordinator Cabang PMII Bali Nusra Herman Jayadi mengatakan ada empat poin tuntutan mahasiswa.
Pertama mahasiswa menolak tegas kenaikan harga BBM bersubsidi yang ditetapkan naik pada Sabtu,(3/9/2022) kemarin.
Kedua, mendesak pemerintah menangkap mafia minyak dan gas (migas) yang diduga menyebabkan harga BBM bersubsidi naik sebesar Rp 2.350. Ketiga juga mendesak pemerintah melalui DRPD NTB untuk menerapkan BBM subsidi tepat sasaran untuk masyarakat yang terdampak kenaikan harga BBM. Dan keempat, mendorong pemerintah melibatkan masyarakat dalam penyaluran BBM subsidi agar tepat sasaran.
(hsa/hsa)