Wilayah Laut Selatan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi atensi khusus. Pasalnya, wilayah ini menjadi jalur rawan pencurian hewan Komodo yang terletak di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Komandan Lanal Mataram Kolonel Laut Djawara Whimbo mengatakan, Laut Selatan NTB kerap menjadi jalur kapal-kapal ilegal. Selain itu, Laut Selatan Pulau Lombok juga menjadi jalur upaya penyelundupan atau pencurian SDA (sumber daya alam) hingga Provinsi NTT.
"Karena dekat dengan Pulau Komodo, perlu antisipasi secara perlahan. Karena kalau binatang Komodo dicuri, pasti melewati Laut NTB," kata Djawara, Kamis (1/9/2022), saat berkunjung ke Desa Persiapan Awang, Lombok Tengah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Djawara, langkah mencegah upaya pencurian hewan Komodo yang diperjualbelikan ke luar negeri, harus diantisipasi mulai dari Laut Selatan NTB. "Sesuai perintah Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono, meminta seluruh anggota TNI AL untuk melakukan pengamanan ke arah Pulau Komodo," ujarnya.
Lanal Mataram menerjunkan pengamanan jalur laut secara rutin menggunakan tiga unit KRI yang disiagakan di Laut NTB. Khusus di daerah selatan Pulau Lombok disiagakan sebanyak 77 anggota Lanal Mataram.
"Kami juga mengajak masyarakat melakukan pengamanan yang beroperasi mencari ikan di Perairan Selatan Pulau Lombok," ucap Djawara.
Kendati demikian, jumlah anggota yang terbatas membuat TNI AL kesulitan mengawasi daerah pesisir selatan pulau jika ada indikasi penyelundupan melewati laut NTB. "Anggota jumlahnya mendekati cukup, namun kami tetap butuh mata dan telinga dari masyarakat. Harapannya ada tambahan personel," katanya.
TNI AL saat ini telah melakukan upaya optimalisasi pembinaan potensi maritim dalam rangka menyiapkan wilayah pertahanan laut dan pendukungnya secara dini sesuai sistem pertahanan semesta (Sishanta). "Inilah yang kami jaga. Pokmaswas sebisanya memberikan informasi awal. Masyarakat juga sudah mengenal kapal-kapal yang belum pernah dilihat di sini. Itu patut dicurigai," pungkasnya.
Berdayakan Nelayan Teluk Awang
Terpisah, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok Tengah, M Kamrin mengatakan selain bisa menjaga wilayah maritim, 1.000 nelayan di Teluk Awang dibina dalam mengolah potensi laut. "Teluk Awang punya prospek yang luar biasa. Lokasi yang sangat strategis, kami akan edukasi masyarakat," katanya.
Menurutnya, dengan ditetapkannya Dusun Awang menjadi kampung nelayan pada tahun 2020, diharapkan mampu meningkatkan upaya pengamanan dalam menjaga sumber daya laut. "Nelayan diminta tidak bergantung ke produk nelayan, mulai dikembangkan ke usaha kecil menengah agar taraf hidupnya lebih baik," tutur Kamrin.
(irb/irb)